Thursday, July 7, 2022

Ulang Tahun

Selamat ulang tahun diriku sendiri. Tiba-tiba kemarin malam terbangun 5 menit sebelum jam berubah menjadi 00.00. Jadi melihat detik-detik tanggal berubah dari 6 Juli ke 7 Juli. Setelah mengucapkan selamat pada diri sendiri kok rasanya jadi ngenes. Gak ada yang ngasih ucapan atau doa selain google assist. Dalam keluargaku, hari lahir bukan hal yang mesti dirayakan. Aku pun di masa kini menerapkan pada anak-anak. Agar kelak mereka sadar bahwa setiap tahun bertambah, maka semakin tua dan semakin banyak tanggung jawab yang mesti dipikul.
 Meskipun aku yang di masa kecil kecewa dan iri melihat teman-teman dirayakan ulang tahunnya. Dan ngenesnya lagi, di sekolah tiap teman ultah, aku dan teman-teman memberi selamat dan hadiah, sedangkan saat hari lahirku selalu berbarengan dengan libur sekolah yang otomatis teman-temanku tidak ingat apalagi membawa kado. Teringat itu, ada hati kecilku yang tidak terima. Kenapa aku mesti mengingat hari lahir mereka sedang mereka tak pernah ingat padaku.  Mungkin sejak itu lah aku tak begitu peduli pada hari ulang tahun. Meskipun di pesantren beberapa orang terdekat memberi hadiah, tapi rasa kecewa di masa lampau masih membekas. Karena itu lah aku ingin anak-anak ku tak berharap hadiah di hari lahirnya. Agar kelak saat orang sekitarnya lupa, ia akan menganggap semua itu biasa saja.

gak nyangka ada satu teman yang ingat...
Read more

Thursday, April 21, 2022

Rukhsah Puasa

Beberapa waktu yang lalu seorang kenalan menulis tentang perempuan hamil dan menyusui yang mengambil rukhsah pada bulan puasa. Dalam opininya ia berpendapat bahwa harusnya perempuan hamil atau menyusui lebih mengutamakan kewajibannya pada Tuhan dan tidak mudah mengambil kemudahan dengan tidak berpuasa. Kalau lemes ya dibuat tiduran, tidak perlu ngapa-ngapain selama puasa. Itu bagian kewajiban si suami dan keluarganya yang lain membantu perempuan itu agar tetap berpuasa selama fisiknya dan bayinya baik-baik saja. Karena gak ada ceritanya perkara sunnah (pekerjaan rumah, ngurus anak,dll) mengalahkan perkara wajib.  Kurang lebih begitu poin yang ku tangkap dari postingannya.


Well, tulisannya benar-benar membuat aku gelisah. Ungkapan nya benar tapi entah kenapa terasa agak salah. Memang islam itu mudah tapi tidak boleh bermudah-mudahan. Kalau kuat ya seharusnya puasa meskipun hamil dan menyusui. Poin yang ia tulis itu benar. Hanya saja saat ia bilang 'gak ada perkara sunnah mengalahkan perkara wajib' yang memang benar tapi terasa janggal. Kenapa terasa janggal? Karena pada praktik di lapangan tidak seperti itu. Kita tidak bisa membandingkan setiap kondisi perempuan itu sama. Dan tidak semua perempuan beruntung punya suami dan keluarga yang paham agama. Paham bukan hanya sekedar tau dan pernah belajar agama tapi memang praktik dalam kehidupan sehari-harinya benar adanya.


Kita buat saja contoh, ada perempuan hamil dan karena kesulitan ekonomi ia harus ikut membantu suaminya bekerja. Tentu saat ia memilih untuk tidak berpuasa bukan karena ia menggampangkan perkara wajib tapi demi keadaan fisiknya yang memang hamil dan bisa lemah jika dibarengi puasa. Ada lagi perempuan hamil yang tinggal dengan keluarga suaminya, dan seolah menjadi pelayan dalam rumah tersebut, tentu memilih untuk mengambil rukhsah adalah kemaslahatan karena dalam kondisi tersebut tentu ia tak bisa berharap bantuan dari keluarga maupun suaminya. Di lain cerita ada perempuan hamil atau menyusui yang juga punya anak dengan jarak dekat dan ia ada di perantauan sedangkan suami bekerja dari pagi hingga malam. Tentu memilih rukhsah untuk tidak berpuasa adalah jalan keluar, bukan menggampangkan dalam beragama. Dan masih banyak kondisi tidak beruntung dari para perempuan yang tidak bisa dibandingkan.


Sungguh luar biasa sekali aturan dalam islam itu. Ada keringanan tapi tetap mengganti puasa jika kondisinya sudah mampu menjalani. Maka sebagai orang yang paham agama seharusnya faokusnya mengedukasi bahwa setelah masa hamil dan menyusui mereka harus siap mengqodho puasa yang ditinggalkan. Bukan menganggap kesulitan melaksanakan puasa yang dihadapi para perempuan itu sebagai menggampangkan agama. 


Read more

Monday, April 11, 2022

Saling Terbuka

Benarkah setelah menikah pasangan suami istri harus saling terbuka?

Jawabannya bisa iya dan tidak.

Tidak semua hal harus dikatakan dan tidak semua hal pantas disembunyikan. Kadang ada pembicaraan yang lucu dari para perempuan yang ingin tau semua hal tentang pasangannya. Pokoknya tidak boleh ada rahasia diantara kita. Tapi apakah itu benar?

Jawabannya tentu SALAH.


Sebagai manusia normal kita pasti punya rahasia yang ingin disimpan, baik dari masa lalu maupun hal yang terkini dialami. Tak peduli  laki-laki ataupun perempuan pasti punya hal semacam iitu. Misal, setelah menikah kita ingin suami atau istri tau bahwa kita dulu populer, banyak laki-laki atau perempuan menyukai kita bahkan mengumbar hubungan cinta di masa lalu. Atau mungkin kita merasa perlu bilang pada pasangan bahwa dulu pernah mencintai dalam diam pada si A atau B. Pembicaraan semacam itu harus dihindari. Semestinya apa yang telah usai di masa lalu bukan lah hal yang mesti dikonsumsi pasangan kita di masa kini. Alih-alih ingin dia mengenal kita lebih dalam, malah jadi kecemburuan dan kecurigaan yang memburuk dari waktu ke waktu.


Selain masa lalu yang mesti disimpan, hal yang mesti nya tidak perlu kita bagikan ke pasangan adalah keburukan atau kesalahan orang tua dan saudara-saudara kita. Karena mereka adalah keluarga kita yang pertama dan ikatan darah berlangsung selamanya maka menjaga nama baik mereka adalah kewajiban kita. Makanya ghibah itu dosa. Apalagi yang dighibah itu orang tua, duh naudzubillah. Tapi kita tentu boleh mengatakan karakteristik, sifat dan hal yang tidak disukai keluarga kita, agar pasangan lebih berhati-hati dalam berhubungan dengan mereka.


Salah satu hal yang kerap dituntut para perempuan agar suaminya terbuka adalah masalah keuangan. Berapa uang/ gaji yang didapat, dan ke mana uang itu dipakai. Sebenarnya terbuka soal gaji/pendapatan itu bukan kewajiban suami. Karena itu murni milik mereka, tapi mereka wajib memberi nafkah sesuai kemampuan. Selama diperoleh dari jalan yang halal dan transferan selalu lancar, sah-sah saja tidak perlu diceritakan. Namun akan lebih melegakan jika para suami mau berbagi soal keuangan pada istrinya agar tidak timbul kecurigaan.


Salah satu hal yang kerap disembunyikan pada pasangan padahal mestinya diceritakan adalah soal hutang. Padahal masalah hutang, wajib kita bagikan ke pasangan. Agar  ketika kematian datang tiba-tiba, ada pihak keluarga yang bisa mengurusnya. Sehingga setelah kita mati, tidak ada tanggungan lagi di dunia ini.


Ini hanya sebagian kecil hal yang saya soroti. Tentu ada beberapa hal yang menjadi kesepakatan bersama untuk saling terbuka. Ada hal yang disembunyikan berdasarkan intuisi bahwa itu lebih baik tak diketahui. Karena setiap pasangan punya rules masing-masing asal tak melanggar syariat agama.


Read more

Wednesday, March 30, 2022

Garwo

Kebahagiaan tertinggi adalah berbagi, kecuali berbagi suami. Caption yang kutulis beberapa tahun silam di halaman Facebook ku. Aku yakin bahwa 99% perempuan tidak rela berbagi suami yang dikasihinya. Jika ada yang suka rela membaginya maka perlu ditanyakan, apakah ia masih menganggapnya suami? Apa ia masih merasa saling memiliki? Apakah masih ada cinta di dalam hati?


Beberapa minggu yang lalu, seorang perempuan yang kukenal dekat bercerita hendak mengambil pekerjaan di luar kota. 

"Anak-anak gimana mbak?" Tanyaku.

"Mereka sudah kerasan di pesantren. Aku sudah tenang soal mereka." Jawabnya.

"Suaminya gak papa ditinggal sendirian?" Lanjut ke-kepo-an ku.

"Kalau dia sih gampang, malah sudah kusuruh nikah lagi kalau gak tahan sendirian." 


Jawabnya membuatku kaget. Begitu mudahnya ia mengatakan poligami untuk suaminya sedangkan banyak perempuan menangis terseok karena dimadu. Bukan berarti aku menganggap poligami membuat perempuan menderita, tentu ada yang hidupnya baik-baik saja meski dipoligami. Hanya saja, jika bisa memilih, tentu semua perempuan ingin menjadi satu-satunya bagi suaminya. Entah mereka ada di posisi istri pertama, kedua, ketiga maupun keempat. Maka akan terasa ganjil jika ada perempuan menyuruh suaminya menikah lagi saja. Tentu ada alasan  khusus jika mereka memilih begitu. Atau bisa jadi cinta itu sudah tidak ada. Maka rasa peduli pun sudah sirna.


Dalam istilah jawa, pasangan suami istri itu disebut garwo (sigarane nyowo/ separuh nyawa). Penamaan tersebut punya makna begitu mendalam. Karena saat pasangan kehilangan satu sama lain, maka akan ada jiwa yang sakit terluka. Dan tentu saja tanpa separuh jiwa hidup kita terasa tidak lengkap. Jika seseorang sudah tidak menganggap lagi pasangannya sebagai separuh jiwanya, maka akan ada bagian yang kosong dalam hatinya. 


Dalam hidup, hubungan baik suami istri adalah salah satu sumber kebahagiaan. Kita tidak akan selamanya bersama orang tua. Akan ada masa nya kita akan pergi meninggalkan mereka atau mereka yang harus pergi dari dunia. Seorang anak pun begitu. Akan ada saat di mana mereka hidup dengan dunia mereka sendiri. Maka satu-satunya manusia tempat kita berbagi rasa, hati, masa adalah suami/istri. Sudah seharusnya satu sama lain menjaga hubungan kuat ini selamanya. 
Read more

Friday, February 25, 2022

Pemikiran Nyeleneh

Ada saja yang bikin ramai jagat media sosial. Jika dulu aku juga akan asik berkomentar dan share postingan sana sini sama seperti yang lainnya. Memang pernyataan orang yang liberal tapi menyusup ke NU itu selalu bikin kontroversi dan bikin image organisasi jadi buruk. Sebenarnya sebelum menjabat sebagai menag, orang itu sudah sering bikin pernyataan kontroversi sih. Jadi tak heran jika kalimat yang keluar dari pemikiran nya ya nyeleneh begitu. Sayangnya sudah dapat label orang NU. Padahal gambaran NU sesungguhnya ya kyai alim seperti Kiai Miftahul Akhyar, kiai Maimun Zubair (alm), dan banyak lainnya. Namun yang sering disorot malah pak Yaqut, Muwafiq yang cara berpikirnya nyeleneh.


Aku tak mungkin menulis semacam ini di media sosial. Mengingat pengalaman buruk harus diserang hate speech oleh orang yang benar-benar kenal di dunia nyata. Padahal komentarku dulu bukan menyerang organisasi, tapi memang tokoh yang dibela sebagian mereka itu mengucapkan hal tak pantas pada Nabi. Masak iya Nabi dulu dibilang rembes, mungkin juga masa kecilnya nyolong. Ucapan tak beretika semacam itu tentu membuat hati muslim marah. Padahal saat itu aku hanya mengomentari cara berpikir nya yang nyeleneh karena orang itu bilang ingin mukjizat Nabi dirasionalkan. Menurutku itu pendapat bodoh. Maka di akun facebook aku membuat sedikit postingan "karomah wali aja harus kita terima, kok mukjizat Nabi mau dirasionalkan". Begitu kurang lebih komentarku saat itu. Ternyata kalimat begitu dipandang sebagai memusuhi NU, dan sayangnya yang berpikir seperti itu teman-teman ku yang aktif di organisasi. Dan terjadilah pemutusan list pertemanan di media sosial. Aku sih yang hapus mereka. Saking gregetan nya. Mungkin kalau orang asing yang menyakiti ku, rasanya tak sesakit ini. Tapi karena mereka menjadi teman lama, tapi memusuhi ku begitu saja membuatku sulit untuk bisa menerima. 


Semenjak saat itu aku pun jarang berkomentar di media sosial kecuali hal-hal remeh. Entah kenapa kecewanya begitu dalam. Kali ini pun begitu. Mau ikut komentar, tapi takut ada war (perang). Soalnya ada dua akun yang pernah aku hapus minta pertemanan dan aku terima lagi. Dan hate speech dari salah satu nya emang bikin aku sakit hati sampai sekarang.


Mungkin bakal ada yang tanya, kenapa gak legowo dan memaafkan? sayangnya aku bukan orang sebaik itu. Pemikiran salah tentang Allah, Nabi, agama islam, adalah sesuatu hal yang harus kita tolak. Mungkin kapasitasku sebagai awam hanya bisa menolak bahwa itu salah. Maka jika ada yang membela pembawa pemikiran salah semacam itu berarti kami sudah tidak sejalur lagi. Sehingga sampai detik ini, bagiku orang-orang itu bukan temanku lagi. Karena mereka secara terang-terangan sudah menerima pemikiran buruk tentang Nabi hanya karena satu organisasi.





Read more

Thursday, February 24, 2022

Sakit Part 2

Sesungguhnya disetiap kesulitan pasti ada kemudahan. Begitulah firman Allah yang termaktub dalam surat al insyirah. Sehingga tidak pantaslah kita sebagai hamba yang beriman ragu akan kemudahan yang dijanjikanNya. Begitu pula kesulitan yang kami hadapi ini. Kami yakin esok hari akan baik-baik saja. Karena Gusti Allah menciptakan segalanya dengan pasangan, kesulitan-kemudahan, sakit-sehat, dan lain sebagainya. Maka kesedihan yang sempat mengoyak-ngoyak perasaanku perlahan sirna.


Setelah melalui malam yang membuat pikiran tidak jernih, kami mulai mencerna lagi setiap kata menyakitkan dari dokter yang kami temui. Sebenarnya ucapannya tidak salah. Anak usia dini tak sepatutnya dibiarkan hidup mandiri di asrama. Karena mereka belum bisa mengatur hidupnya, pola makannya dan menerima tekanan yang berlebih. Harusnya mereka hidup dengan keceriaan. Aku pun sejatinya berpikir begitu. Harusnya kami tak membawanya ke sana. Tapi keputusan itu datang bukan tanpa alasan darurat. Dan hal semacam itu tidak mungkin kami jelaskan kepada orang yang latar belakangnya tak sama dengan kami.

Hanya yang kami sesalkan, waktu terbuang percuma sedangkan kami tentu ingin mendapat solusi dari penyakit yang diderita anak kami. 


Setelah rembukan dengan kepala dan hati yang tenang kami akhirnya memutuskan untuk rontgen saat suhu tubuh Maria turun. Karena sejak malam hingga pagi datang panasnya masih 39⁰C. Akan berbuntut panjang jika membawanya ke RS saat ramai covid 19. Untung nya kamis pagi suhu tubuhnya normal dan ia tampak segar. Segera kami berangkat ke Kudus agar tau lebih lanjut apa diagnosa dokter tersebut benar. Sambil menunggu hasil rontgen keluar, aku dan anak-anak menyegarkan diri dengan berjalan jalan di taman. Meskipun lelah,  rasanya cukup menyenangkan. Hingga 2 jam berlalu, hasil radiology pun keluar. Meraba apa yang tertulis sekaligus bertanya kepada kenalan yang juga tenaga medis maka kesimpulan terkuat ia terkena pneumonia. Sedih hati kami. Tapi dari awal kami sudah menerima bahwa itu yang diderita, maka kami pun tak terlalu kaget. Malahan diagnosa jantung terbukti tidak ada membuat kami pun merasa bersyukur. Yah, meskipun masih berat untuk dilalui. 


Sebenarnya jauh sebelum membawanya periksa, aku yakin bisa mengobatinya. Bukan sombong atau menyepelekan tenaga medis, tapi karena aku yakin dengan sabda Nabi bahwa semua penyakit bisa sembuh dengan habbatussauda kecuali sakit yang menyebabkan kematian. Maka aku pun optimis. Apalagi berulang kali sudah ku buktikan kebenaran sabda Beliau itu. maka rasa sedih ini tak terlalu berat. Sekarang yang kubutuhkan ketelatenan dan kekuatan untuk merawat dan mengobati putriku. Setelah ikhtiar ini, berpasrah pada Allah adalah satu-satunya jalan.


Read more

Wednesday, February 23, 2022

Review Buku 32 Tanya Jawab Fiqih Hak Finansial Istri

"32 tanya Jawab Fiqih Hak Finansial Istri" buku bagus karya ustadzah Aini Aryani, Lc. Menurut ku itu buku wajib bagi para perempuan untuk dibaca dan dipahami isinya. Bahkan harusnya dibaca oleh para suami. Apalagi di tengah budaya patriarki yang masih mengakar di masyarakat. 


Beberapa kali saya temui perempuan yang mesti pontang-panting kerja menghidupi anak dan suaminya sedangkan si suami malah bersantai ria di rumah. Juga tentang betapa sulitnya kebutuhan mereka yang mana uang belanja diatur mertua. Atau seputar kehidupan semasa iddah cerai yang segera diusir suami tanpa sepeserpun uang. Dan masih banyak lagi hak-hak finansial perempuan yang tidak terpenuhi.


Kalau seandainya semasa sekolah kita dibekali pengetahuan hak-hak perempuan dalam rumah tangga, tentu suami dan istri tidak hidup dalam kengawuran. Khususnya untuk para perempuan, banyak yang hidup dalam tekanan. Padahal dalam islam, hak-hak finansial istri itu diatur sedemikian nikmatnya. Misal, kita punya hak untuk meminta dicarikan pelayan jika keuangan suami mampu untuk memenuhi. Kita bisa menuntut dibayar untuk tugas menyusui dan merawat anak, tapi tentunya akan menjadi pahala yang besar jika kita rawat setulus hati. Atau semisal uang yang kita dapat dari bekerja sebenarnya adalah hak perempuan itu secara penuh. Sebagai istri kita tidak diwajibkan ikut membayar kebutuhan rumah tangga, kebutuhan anak sekolah dan lainnya.

Hal itu murni tugas suami.


Maka kadang saat melihat perempuan harus bekerja di luar seharian, sepulang kerja masih mengurus rumah dan anak, dan gajinya digunakan memenuhi kebutuhan rumah sedang si lelaki hanya ongkang-ongkang kaki, maka lelaki semacam itu ginjalnya perlu dicubit pakai linggis. Para lelaki tersebut berusaha menjadi raja kecil dalam keluarganya. Dan menjadikan istrinya layaknya budak yang bisa diatur dan digauli. Harusnya lelaki semacam itu jangan menikah sampai ia belajar betul betul apa tugas dan kewajiban suami sebagai imam dalam rumah tangganya. Bukan malah jadi sampah masyarakat dan nantinya menghasilkan keturunan yang mengikuti jejaknya. Naudzubillah.


Read more

Monday, February 21, 2022

Sakitnya Mariyah Part 1

Beberapa hari ini suka duka membuat jantungku sesak. Menyesal, marah, sedih, Bingung bercampur aduk menjadi satu. Aku tau dan sudah menduga ada yang aneh dengan kondisinya sejak Januari lalu. Gadis 9 tahun itu hanya diam setiap kali ditanya. Ia banyak menelan ungkapan hatinya karena ibunya tak nyaman untuk diajak bicara. Ia yang dulu ceria jadi tak banyak kata. Tentu aku punya andil besar karena tak jadi tempat yang nyaman untuk berbagi. Banyak mengintimidasi, khawatir berlebih dan otoriter selama mengasuhnya. Jelas itu membuatnya berubah dari karakter aslinya.

Aku yang menyadari semua itu pun tak mudah berubah. Semua yang kulakukan padanya adalah hal yang kualami di masa kanak-kanak. Innerchild istilahnya. Tapi menjauh dari luka lama itu sulit. Dan ia serta adiknya menjadi korban ketidakmampuanku. 

Sebenarnya semenjak  tinggal di asrama sikap nya mulai berubah. Senyum di wajahnya mulai kembali. Meskipun sedikit ia mulai mau bercerita. Aku yang tadinya menentang keputusan ayahnya mengirim ke asrama pun jadi ikut gembira. Mungkin ini pilihan terbaik. Toh gadis kecilku bahagia meskipun harus tinggal jauh dari ku.


Karena terlalu abai, aku pun jadi kurang perhatian padanya. Ia yang memang pendiam tak banyak mengeluh dengan kehidupan barunya. Aku merasa damai. Tapi ternyata itu semua bagai bom waktu. Akhir Desember 2021 saat libur sekolahnya, wajahnya sudah sedikit membengkak di bagian mata dan hidung. Ia bilang itu tak apa-apa, tak sakit. Aku hanya mengoleskan madu. Kebetulan muncul bintik-bintik gudik. Oh, ternyata sakit gatal yang biasa dialami teman-teman nya, pikir ku begitu. Selama seminggu kupinta ia tetap di rumah dan minum habbatussauda agar sembuh. Dan memang bengkak dan gatalnya sembuh. 


Ku kira itu sudah berakhir. Ternyata tidak. Masalah utama dan sebabnya belum ketemu. Maka kondisinya memburuk dari sebelumnya. Tanggal 10 Februari ia pulang untuk berlibur 2 hari seperti biasanya. Saat itu hujan deras dan dingin. Maria pulang dengan bengkak di wajah, leher, dan kaki nya. Batuk yang kukira hanya batuk flu biasa tapi malah makin parah disertai sesak nafas. Semalaman ia tidak bisa tidur dan menangis karena nafasnya sesak. Aku pun kebingungan sembari memeluk bayi kecil yang tidak bisa ditinggal. Ayahnya lah yang hanya bisa menemaninya terjaga karena sakit yang ia derita.

Setelah esok datang, ia baru bilang berhari-hari dadanya sakit saat hendak tidur dan sholat. Aku tercengang. Rasanya bulan lalu ia tak mengeluh begini. Berarti ini belum sebulan ia alami. Sedang bengkaknya yang parah mengarah ke gangguan ginjal. Dan dugaan itu semakin kuat manakala ia bilang ke bidan langganan kami bahwa kencingnya berwarna merah pekat seperti warna teh.


Sebelum memutuskan ke spesialis anak, ku coba meminumkan air kelapa selama dua hari. Meskipun melakukan uji coba dalam kasus kesehatan anak itu tidak baik tapi ternyata air kelapa itu manjur untuk menghilangkan bengkak dan menghidrasi tubuhnya. Paginya badannya panas tinggi. Aku jadi bertanya-tanya, apa itu sebab air kelapa. Kami segera membawanya periksa ke dokter anak rekomendasi bidan kami. Berharap mendapat pencerahan atas keadaan nya. Sayangnya aku tidak beruntung. Berharap mendapat edukasi malah dimaki-maki. Dalam seluruh kalimatnya pun penuh diskriminasi karena aku ibunya, aku lah yang pantas disalahkan. Aku pun terdiam. Tidak ada gunanya mendebat dan menjelaskan bahwa aku tidak seharusnya disalahkan. Tapi dalam tangis aku menyerah pada ego, aku memang punya andil dalam sebab sakitnya. Bukan hanya dokter itu, semua orang pasti akan menyalahkan ku sebagai ibu yang tidak bisa merawat anaknya.

Kami pulang dengan membawa lelah dan tangis. Meskipun sakit parunya belum dipastikan dengan rontgen, hatiku sudah bergemuruh duka. Ada rasa sedih, marah ,kecewa. Rasanya aku ingin marah pada ayahnya maria karena membuatnya tinggal di asrama padahal ia belum mampu hidup mandiri. Tapi ku telan amarah itu. Ku lihat wajah pak bojo yang lelah dan susah. Meski ia tak menangis tapi pasti hatinya sedih, dan bingung sama seperti ku. Menyalahkannya hanya akan membuat keadaan menjadi semakin sulit. Dan aku hanya bisa memeluknya, menumpahkan tangisku sambil berharap hasil rontgen esok hari akan berbeda.




Read more

Friday, February 18, 2022

Perempuan Selalu Benar?

Perempuan Selalu benar?

Ah tak mungkin. Setauku perempuan itu selalu salah !!


Di mata banyak orang anak perempuan yang terlahir tidak cantik, tidak manis, tidak imut  adalah sebuah kesalahan. Bahkan di masa lampau melahirkan seorang anak perempuan adalah kesalahan besar bagi seorang ibu.


Saat memasuki masa remaja, perempuan akan selalu salah jika ia tak berperilaku anggun dan berprestasi. Maka banyak orang akan menilai betapa salahnya ia. Saat menuju dewasa,  usianya akan menarik perhatian orang. Apakah segera mendapat jodoh atau jadi perawan tua. Jika jodohnya jelek, ia akan disalahkan karena tak mampu memilih. Jika beruntung mendapat yang tampan dan baik, ia akan dipandang tak pantas bersanding.


Sungguh perempuan itu selalu salah. Ketika telah menjadi ibu, ia akan selalu disalahkan atas keadaan anak-anak nya. Komentar negatif silih berganti. Dimulai dari lahiran normal atau sesar. Menyusui dengan asi atau susu formula. bayi terlahir gemuk atau kurus. Semua adalah kesalahan perempuan. Tak pandai memasak, tak pandai berdandan, tak pandai mengurus rumah menjadi sederet panjang kesalahan yang selalu diperbincangkan.


Semua mata , mulut , jari para pendengki tertuju pada perempuan. Ironisnya cacian itu berasal dari sesamanya. Dicaci, dihina, dikritik adalah rangkaian rasa sakit yang mesti ia terima. Tak boleh lemah, tak boleh sakit. Karena hinaan akan semakin datang bertubi-tubi. Begitulah beratnya menjadi perempuan.


Akupun merasakan hal yang sama. Pun sering mendengar cerita pilunya para perempuan yang terluka. Saat berbuat baik tak dianggap. Berbuat salah akan dicap buruk selamanya. Ketika mendapat suami yang tak tepat, seorang perempuan akan dianggap bodoh karena kekeliruannya. Saat hamil segala hal adat budaya akan ditekan untuk dilakukannya. Baik dari pihak mertua, tetangga, saudara bahkan ibu kandungnya sendiri menyalahkannya jika tak menurut aturan yang mereka yakini. Dan momen melahirkan akan menjadi yang terberat ia hadapi. Karena dalam kondisi sakitnya ia harus menerima segala kritik yang tak perlu, aturan yang tak menyenangkan, dan disalahkan jika tak mampu menyusui. Lalu bagaimana seorang perempuan bisa tak depresi? Jikalau segala kesalahan harus ditanggungnya sendiri.


Jadi perempuan memang berat. Musuhnya bukan hanya para laki-laki yang tak punya rasa hormat dan mengasihi. Bahkan sesama perempuan sering menusuknya berkali-kali. Saat perempuan mengalami perceraian, ia akan jadi sorotan. Ia akan dianggap tidak mampu menjaga keutuhan rumah tangga. Padahal hal itu bukan hanya tanggung jawabnya seorang. Statusnya sebagai janda akan diwaspadai, karena ditakutkan menjadi perebut suami orang.

Begitulah jadi perempuan, disudutkan, dihina, disalahkan. Dan ia jauh dari kata benar. 
Read more

Wednesday, February 9, 2022

Sarimbit

Masuk bulan rajab ini udah sliwar sliwer gamis, jilbab, dan segala perlengkapannya. 
Para bakuler dan produsen itu emang selalu kreatif. Sukanya bikin dompet merinding dan rekening panas dingin. Jika bulan-bulan sebelumnya target gonta ganti baju cuma para emak-emak dan mbak-mbak, tapi mendekati ramadhan dan lebaran akan banyak pilihan baju couple.
Maka akan terasa tidak sah kalau kunjung keluarga gak pakai baju sarimbit. Atau minimal bisa ngusir mbak-mbak yang mau lirik bojonya yang ganteng tapi ngusirnya secara halus. Duh ternyata udah punya pasangan. Kurang lebih begitulah pikirnya.🤭

Dan tak hanya baju berpasangan, kalau sudah ada anak ya harus diajak sarimbitan. Apalagi anaknya ada 2,3, atau 4.. ben pantes mau diajak silaturrahim sambil poto-poto cantik. 
Ini kalau jalan-jalan nya cuma sehari mungkin cuma butuh 1 set baju sarimbit, tapi kalau butuh kunjung ke keluarga, para sanak sodara, tetangga, acara temu alumni, dan segala macam nya lalu di setiap acara poto-poto dan mesti diupload di medsos maka butuh ber set-set baju sarimbit. 😅
Maka tak heran meskipun semakin banyak bakul & produsen baju, tapi para pembeli itu selalu ada.

Tapi aku gak pernah sarimbitan. Bukan gak pengen. Tapi otakku sudah dikontaminasi sama adik ku semenjak ia menolak pakai baju kembar sambil bilang, "isin ah, emang kita lagi di pondok disuruh pakai seragam. Nanti kalau keluar bareng malah dikira anak panti."
 
Sebel. Tapi entah kenapa semenjak dia ngomong begitu aku juga ragu kalau lihat baju couple. Apalagi ditambah komentar emak ku waktu lihat-lihat baju di Internet dan beliau bilang,
"Nek kuwe karo anakmu nganggo klambi kembar mengko dikiro anake yusuf kabeh (kalau kamu sama anakmu pakai baju kembar nanti dikira anaknya yusuf semua)."

Jadi kalau ada baju sarimbit ya aku scroll aja, jaraaaangg banget aku lihat. Meski anak-anakku hampir tiap lebaran pakai baju kembar dengan alasan klasik 'ben gak meri'. Tapi emak bapaknya ya selalu beda-beda. Dan ternyata ini ada untungnya. Pertamaa, setiap pergi acara tidak menarik perhatian. Kedua, gak kentara kalau bajunya itu-itu aja. Dan yang paling penting, berasa pantes kumpul duduk sama anak-anak gadis. 😁

Ini nulis ngalor ngidul bukan mau curhat atau tanpa alasan. Aku lagi pusing gak punya ide buat setor tugas nulis di KLIP. Tahun 2019 lalu gak lolos. Mosok yo baru awal tahun 2022 sudah gak lolos lagi. Parah banget. 😄
Tapi tulisan gak penting ini ternyata lebih dari 300 kata, sudah cukup buat setoran. Padahal dari kemarin mau nulis dengan tema yang bobot baru 100 kata aja kepala ku udah nyut-nyutan. Jari terasa keriting meskipun ngetiknya pakai keyboard. Duh, kayaknya ada yang salah dengan isi kepalaku. Mungkin aku butuh tidur.
Read more

Saturday, February 5, 2022

Pernikahan dan Kemubadziran

Jangan menikah dengan gengsi. Begitu nasehat ku kepada pemuda 20 an itu. di masa sekarang contoh real sebuah kemubaziran yang hakiki selalu ditampilkan para selebriti. Menikah dengan kemewahan dan kemubaziran. Mereka melakukan itu seringkali dengan bantuan sponsor. Pesta megah selama berhari-hari. Dengan segala kegemerlapan dunia ditampilkan. Bagi anak muda jaman now, semua tampak indah, dan sangat menarik untuk ditiru. Menikah di gedung atau tempat yang indah seperti pantai. Pakaian pengantin yang indah. souvenir yang dibagikan tapi minim manfaat. Buat apa? hanya niru artis. kemewahan yang sia-sia.


Bagi sebagian orang yang memang dari kalangan hartawan, mungkin hal semacam itu diperlukan untuk memantaskan tamu yang akan hadir. Tapi bagi kalangan menengah kebawah yang apa-apa masih minta dirawat orang tua, itu perilaku pemborosan. Menikah hanya sehari tapi menghabiskan dana bertahun-tahun. Kita mungkin tidak bisa meniru sayyidah Fatimah dengan segala kesederhanaannya. Bahkan mas kawinnya hanya cincin besi pun ia terima. jika kita lakukan di masa kini akan dihina dan dihujat tetangga dan keluarga sekampung.Tapi kita pun tidak memerlukan pernikahan yang wah tapi hutang menumpuk seperti gunung. 


Bukan berarti menikah itu tidak boleh pesta. Tentu sangat boleh. Tapi masyarakat masa kini itu aneh. Setiap hendak melakukan acara pernikahan hutang sangat banyak dan berharap akan balik modal dari sumbangan tamu. Itu pesta nikahan apa ajang cari amal. Yang namanya walimah itu syukuran akan pernikahan yang suci. Harusnya diselenggarakan sesuai kemampuan tuan rumah. bukan bermodal hutang sana-sini yang berakhir boncos dan menyusahkan banyak pihak.


Pesta pernikahan hanya terjadi sehari, tapi kehidupan setelah pernikahan akan terjadi selamanya. Dan modal yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan itu lebih banyak. Jangan sampai saat acara mewah tapi pasca nikah malah tidak bisa makan. Itu namanya memilih kerusakan. Setelah menikah pasangan suami istri haruslah hidup mandiri. Cari tempat tinggal sendiri selagi orang tua memang tidak butuh untuk ditemani. Yang tadinya makan sendiri harus belanja makanan untuk berdua. Segala sandang,papan, pangan hak finansial istri akan menjadi tanggungan suami. Maka sedari dini sebelum menikah harus cerdas secara finansial. Dan tentu harus paham agama sehingga tidak salah kaprah dalam menjalani hidup.

Read more

Thursday, January 27, 2022

Jodoh

“Kamu akan merasa sangat beruntung saat memiliki suami yang mau membantu mengurus bayi” kataku kepada gadis berusia 19 tahun yang sedang kasmaran itu. Kalau hanya sekedar bilang i love you, anak ingusan kemarin sore juga banyak yang bisa. Kamu hanya melihat kulit luar calon pasanganmu jika sedang jatuh cinta. Semuanya tampak indah. Semua tampak luar biasa. Padahal Karakter seseorang baru terlihat setelah setengah tahun menikah. 


Orang yang jatuh cinta itu seperti buta dan tuli. Semua kata orang tentang kejelekannya tidak akan didengar. Semua hal buruk tidak akan terlihat. Maka seringkali sia-sia menasehati para pecinta. Mereka akan abai. Kenyataan lah yang akan menampar dan menyadarkannya. Padahal setelah menikah ,kesadaran itu agak terlambat. Karena pernikahan bukan sebuah hubungan yang bisa dengan mudah berubah. Pernikahan seyogyanya dijalani seumur hidup. Maka tentu kita harus menghabiskan masa dengan orang yang tepat. 


Tapi bagaimana bisa memilih pasangan yang tepat??

Inilah yang kerap kali disalahpahami orang. Mereka pikir dengan pacaran mereka sudah mengenal satu sama lain. Nyatanya tidak. Mereka yang pacaran seringkali berusaha menampilkan hal dan sikap yang disukai pacaranya. Mana mau mereka menunjukkan sifat sehari-hari. Setelah menikah baru lah ketahuan sikap pasangannya. Menyesal merasa tertipu   padahal mereka memang saling menipu.


Makanya suka gemes pengen nyubit pakai linggis kalau ada pemuda/i dengan pedenya bilang,"pacarku tuh alim, rajin ibadah." Lagi nglindur kayaknya yang ngomong begitu. Wkwk


Jadi setiap ada gadis yang minta nasehat sebelum menikah, aku cuma punya satu nasihat 'berdoa yang banyak'.

Sejatinya kita di dunia itu gak bisa memilih akan berjodoh dengan siapa. Yang termudah itu minta kepada pemberi jodoh yaitu Allah SWT. Karena sehebat apapun kita memilih, sedetil apapun kita memilah kalau tak ditakdirkan berjodoh maka tak akan bersama. Sebaliknya, betapa kita gak suka dengan seseorang jika ditakdirkan bersama maka terjadilah sebuah pernikahan


Sayangnya nasehat semacam ini sering dipandang sebelah mata. Seolah-olah aku menyuruh mereka berputus asa. 

Read more

Tuesday, January 25, 2022

Modus Penipuan kah?

Sebuah kartu askes milik seorang wanita kutemukan di dalam tas pak bojo. Kaget, merasa aneh. Jiwa halu ku bergumam, kayak serial layangan pedot aja.

"Mas, ini punya siapa? Namanya ada di mana mana lho."

Pak bojo berpaling mengabaikan.

"Ih, ditanyain kok."

"Aku gak kenal." Jawabannya singkat padat dan bikin tambah penasaran.


Sebagai fans sejati conan edogawa, jiwa detektif ku tidak terima dengan jawaban ambigu itu. Apalagi ada dua identitas wanita tak dikenal dalam tas kecil miliknya. Setelah ku selidik dengan kecerewetan tingkat tinggi, meluncurlah pengakuan mengejutkan dari pak bojo. 


Pada suatu hari saat aku tak ada di rumah, seorang wanita paruh baya datang ke rumah kami. Wanita itu datang dengan maksud meminjam uang untuk membawa berobat cucunya yang konon katanya terjatuh. Tanpa curiga atau merasa aneh, pak bojo meminjamkannya 250 ribu guna membawa cucunya pijat.


"Emang sampeyan kenal? Kok mau minjemin uang segitu hanya dengan jaminan foto copy ktp dan kartu askes?" Protesku. 


"Ya kan kasihan, lagian dia jadiin ponselnya sebagai jaminan kok." Dalihnya membela diri.


"Terus mana ponselnya?" Tanyaku lagi.


Ia pun melanjutkan cerita. Ternyata ponselnya sudah diambil ibu tua itu lagi. Setelah mendapat uang, tak berapa lama wanita itu datang lagi dan bilang bahwa cucunya harus dibawa ke UGD dengan segera sehingga ia butuh ponsel itu untuk menghubungi keluarganya. Tanpa pikir panjang pak bojo memberikan ponsel yang tadinya dijadikan jaminan uang 250 ribu. Tentu karena tak tega dan berpikir bahwa seorang wanita tua sedang butuh pertolongan. Diberikan lah kartu askes dan foto copy ktp dengan identitas yang berbeda satu sama lain sebagai ganti jaminan hutangnya.


Aku melongo, rasanya mau protes lagi tapi takutnya pak bojo enggan cerita. Karena bukan hanya anak saja yang takut jika kita salahkan. Pasangan pun akan merasa muak jika terus kita salahkan saat melakukan sesuatu. 

Dan cerita itu tak berakhir di situ. Ternyata wanita tua itu datang untuk ketiga kalinya di hari yang sama. Kali ini mengabarkan bahwa cucunya telah meninggal dan hendak meminjam uang dengan total 1 juta untuk proses membawa cucunya pulang. Namun pak bojo menolak meminjamkannya. Kalau sudah meninggal ya sudah. Pak bojo bukan orang perhitungan sehingga tak meminta kembali uangnya. Tapi juga tidak mau berurusan panjang dengan orang tak dikenal.


Setelah cerita usai, aku mengajaknya mencerna kejadian.

"Menurutmu itu bukan penipuan?"


"Masak sih ada nenek yang mendoakan cucunya meninggal?!" Sanggahnya.


"Kalau menurutku sih penipuan. Pertama, normalnya  wanita tua tidak mungkin minta bantuan orang yang tidak dikenal. Jika butuh bantuan pasti kepada yang terdekat, tentunya keluarga. kalau tidak ada keluarga, ya kepada tetangga.

Kedua, dia bisa menghubungi keluarganya dengan ponsel kenapa tidak dari awal menelpon? Kenapa mesti meminjam ke sampeyan? Dan kenapa datang lagi kalau sudah menghubungi keluarganya? Aneh kan?"

Tidak sia-sia hobi nonton shinichi, jadi bisa buat deduksi panjang kali lebar. Haha.


Pak bojo manggut-manggut tanda setuju. Bahkan mau melacak keberadaannya dari ktp yang ditinggal. Tapi segera ku cegah. Kalau ternyata ibu tua itu memang orang yang membutuhkan,  maka kasihan sekali jika kita beritakan hal ini ke orang-orang. Toh uang itu sudah dianggap sedekah. Kalaupun penipuan, melacaknya adalah hal yang sia-sia. Buang tenaga. Karena tidak mungkin penipu meninggalkan identitas asli. Apalagi pak bojo tidak bisa memastikan wajah dibalik masker apakah sama dengan ktp yang diberikan. Maka kita anggap saja semua kejadian ini pengalaman. Tidak ada hal yang sia-sia dalam sebuah kejadian.



Read more

Wednesday, January 19, 2022

Minat dan Bakat

Hari ini pesanan anak sulung buat bikin rok dari kain sarung sudah beres. Berasa melakukan prestasi besar. hehe. Tapi saya sadar diri kok kalau menjahit dan membuat kerajinan tangan itu bukan passion saya. Meskipun sempat tergila gila buat belajar merajut, menyulam, menjahit tapi hasilnya tidak ada yang memuaskan. Kalau menjahit masih ada hasilnya ya diantaranya bikin pouch dari kain perca, daster anak dan yang ketiga ini rok dari sarung. bahannya gratis semua. tapi alatnya ini yang gak gratis. modal yang saya keluarkan untuk punya mesin jahit portable sampe 1,6 juta. Bukan hal yang sia-sia sih, hanya saja manfaatnya agak kurang. Saya tidak ada kesempatan buat ambil kursus, belajar otodidak kok hanya bisa alakadarnya. Agak sayang sama mesinnya nih.

Berkali-kali saya mencari minat bakat tapi tidak ada yang benar-benar cocok dengan diri. Belajar fotografi tapi mata saya kurang tajam dalam menilai estetika dari objek yang hendak dipotret. Belajar merajut tapi baru dapat sampai pola rantai,kok sudah bingung benangnya mau dikait ke mana. Lha kalau yang menyulam malah parah lagi, Baru mulai urek-urek media kainnya untuk digambar kok sudah tidak percaya diri. haha

Makanya berhasil menjahit rok kayak menang lomba aja. Bahagianya tiada terkira. Rasanya mau buat pengumuman ke seluruh dunia.

Sempat berpikir kalau saya ada bakat masak, tapi belum pernah menggabungkan rasa dan bentuk yang indah. Misalnya saya pernah bikin kue, rasanya sudah endulita tapi bentuknya seperti gunung meletus. bikin pempek malah sebaliknya, bentuknya sudah bagus tapi dalamnya belum matang atau malah keras. Butuh percobaan dan usaha yang keras kalau mau masak. Untung anak-anak selalu mencintai masakan ibunya. Jadi aman dan damai. Karena sering keasinan saat masak makanan berbumbu maka saya cuma belajar masak  makanan yang disukai anak-anak dan suami.

Belajar hal yang baru bukan sebuah kesia-siaan. Tapi kalau bisa menemukan passion, tentu hasilnya akan lebih luar biasa. Saat ini sedang tertarik dengan dunia editing. Dari edit video, edit gambar dan masih sibuk menambah kosa kata buat menulis. Belum menyerah kalau untuk belajar menulis. Meskipun otak sudah ngos-ngosan kalau kata yang keluar sudah mencapai 300 kata. Maka lewat KLIP,  saya ingin bisa istiqomah menulis. Apakah passion saya menulis? Entah juga ya.. yang pasti, bagi saya menulis itu merekam jejak pikiran dan mengeluarkan perasaan yang tersimpan. Itu juga sebagai media self healing dari luka lama. Kalau edit video baru saja jadi hobi karena pesanan pak bojo untuk buat channel youtube. Jadi saat ini saya masih mencari, apa dan bagaimana bisa menemukan minat bakat diri sendiri. Sehingga esok hari tidak bingung mencari minat dan bakat buah hati.

Read more

Saturday, January 15, 2022

Dakwah Melalui Youtube

"Ngapain sih repot bikin youtube kalau gak yakin menghasilkan? "

Komentar dari teman  ini bisa bikin down jika dimasukin ke hati. Kadang mendengarkan pendapat orang memang  bikin ngilu. Tapi saya anggap ia mengkhawatirkan saya dan mengajak berpikir realistis. Dia hanya tidak tau dan tidak paham bahwa saat melakukan sesuatu tak selalu dinilai dengan nominal uang.


Beberapa waktu yang lalu saya dan pak bojo merintis channel youtube. Tujuan utamanya adalah dakwah akan pentingnya fiqih haid bagi perempuan.  Karena memang banyak perempuan masih tidak tau betapa haid bukan hanya siklus bulanan yang dialami setiap perempuan. Ada banyak aturan yang terkait dalam menjalaninya. Ada beberapa larangan yang mesti dihindari pelakunya. Dan memang banyak yang tidak paham akan hal tersebut. Karena itulah selain pak bojo mencetak sebuah buku tentang haid, kami juga membuat video pendek yang  harapannya bisa menarik penonton.


Tapi kalau ditanya apa saya berharap akun tersebut menghasilkan uang? tentu jawabannya IYA. Karena biaya yang digelontorkan untuk video itu tak sedikit. Dimulai dari aplikasi editing yang tak gratis, Meskipun pakai gratisan bisa, tapi jadi merepotkan karena tidak maksimal digunakan. belum lagi kuota internet yang mesti dibeli. Menjadi konten kreator itu sebenarnya tidak mudah dan butuh biaya. Maka kalau memungkinkan, saya juga ingin akun tersebut menghasilkan rupiah agar saya tidak berat dalam merawatnya. Tapi tentu saja itu hanya harapan kecil. tujuan utamanya tentu untuk dakwah agar bisa bermanfaat bagi banyak muslimah lainnya.

Karena alasan tersebut, saya juga punya semangat dalam mengelola dan berpartisipasi dalam konten ini. Meski melelahkan karena harus meluangkan waktu untuk tugas rumah tangga dan menjadi content creator, tapi rasa senang akan pengalaman baru dalam belajar video editing serta menjadi bermanfaat bagi sesama membuat saya tetap bersemangat dan menghalau rasa letih yang datang.

Jika ada yang membaca postingan ini bisa support saya dengan like dan subscribe akun Pustaka Hasanain. Agar kedepannya bisa terus membagikan hal yang bermanfaat.



Read more

Saturday, January 8, 2022

Layangan Putus

Layangan putus akhir-akhir menjadi perbincangan banyak orang. sebuah film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. drama tersebut mengisahkan rumah tangga yang kandas akibat orang kedua. Saya agak menyayangkan adegan-adegan vulgar dari drama tersebut. Tapi tidak sepenuhnya salah karena drama ini tentang kehidupan pernikahan, tentu sasarannya adalah emak-emak. Meskipun saya hanya menonton cuplikan dramanya, tapi saya dapat melihat betapa apiknya akting para pemain.

Namun saya bukan penonton setia meskipun termasuk fans Reza. Untuk jalan ceritanya saya hanya melihat sekilas dari postingan orang-orang. Meskipun drama ini jadi perbincangan hangat di tengah naiknya harga minyak yang melambung tinggi. Saya masih enggan menonton full. Bagi saya akting Reza Rahadian selalu menggugah hati. Agaknya bisa membuat kebaperan saya meningkat tajam. Alih-alih terhibur malah merusak mood di rumah. Selain itu, banyak yang dirubah dari isi novelnya. Seperti profil mas Aris dan Kinan yang lebih agamis tapi tidak digambarkan seperti itu dalam drama. Juga perilaku kumpul kebo Aris dengan Lidya yang tentu tidak sama dengan novel aslinya. 


Saya tidak hendak menyalahkan jalan cerita yang diubah. Hanya secara pribadi jadi kehilangan perasaan yang mendalam dari isi novel yang pernah saya baca. Saat membaca cerita aslinya, saya ikut menangis karena bisa merasakan isi hati penulis. Mungkin karena novelnya berdasarkan kisah nyata, maka ada luka yang disematkan dalam setiap jalan cerita.


"Kehidupan pernikahan tidak selalu indah"

Itu salah satu pelajaran yang bisa dipetik. Suka nya banyak tapi duka nya juga tak kalah banyak. Maka kita harus selalu siap menghadapi problematika dalam rumah tangga. Aris dalam kisah nyata yang mempoligami Kinan tentu tak bisa dianggap sepenuhnya salah. karena poligami itu halal. Hanya saja poligami seharusnya bukan hal yang digampangkan para pria. Apalagi sampai meruntuhkan pernikahan yang pertama. Harusnya kehidupan yang dibina diawal masih langgeng tapi malah jadi tercerai berai. Dan lagi-lagi anak yang menjadi korban keegoisan orang tua. Itu menandakan Aris sebagai pemimpin telah gagal. Ia benar-benar menjadi contoh bahwa poligami tidak sepatutnya dilakukan dan telah disalahgunakan.


Read more

Friday, January 7, 2022

Tiktok Bermanfaat kah?

Dulu saat awal demam aplikasi Tiktok dan banyak membuat orang alay saya bergumam, “kenapa orang-orang bisa candu terhadap aplikasi dengan logo musik tersebut?”

video cuplikan yang muncul di halaman media sosial saya hanya menunjukkan anak-anak muda yang berjoget dan bernyanyi tidak jelas. sebagian besar mereka cuma lipsing. intinya hanya ada orang-orang yang membuang waktu untuk kesenangan yang bodoh.


tapi itu pikiran di masa lampau. setelah seorang kawan lama mengunggah akun tiktoknya yang berisi motivasi untuk menghafal al Quran, saya sadar sudah mulai berpikir kuno. semua kemudahan yang ada di dunia ini bagai pisau. saat digunakan untuk hal baik, maka ia akan membawa kemanfaatan. sebaliknya, saat kita memakai teknologi untuk keburukan , ia akan membawa kerugian bagi semua orang. begitulah fenomena tiktok dan semua aplikasi ponsel yang tengah digandrungi masyarakat. semua orang bisa menggunakannya untuk berjualan, berbagi ilmu, menambah teman, dan segala aktifitas bermanfaat lainnya. namun semua kemudahan itu juga bisa menjadi bahaya manakala kita menggunakannya untuk berjoget tidak jelas, menipu, membully, dan lain sebagainya.

maka kita sebagai pengguna smartphone mesti menjadi smart. bukan malah sebaliknya.


dan ironisnya di masa kini anak-anak bau kencur sudah menjadi candu dengan tiktok dan media sosial lainnya tanpa dibekali ilmu dan pengawasan orang tua. padahal kita tentu pernah mendengar berita anak gadis yang menjadi korban teman chattingnya dan berakhir kehilangan nyawa. semua itu bisa membahayakan anak-anak yang tengah menggilai smartphone mereka. apalagi semenjak pandemi, sekolah daring menuntut anak-anak menggunakan ponsel sejak dini. orang tua yang abai dan tidak mengerti bahayanya akan segera membebaskan mereka memiliki ponsel sendiri.


kembali tentang tiktok yang dari awal saya bahas. Saya menemukan banyak content informative. Diantaranya dari akun chefnausa, tentang tips memasak karena saya sedang menyukainya. Dari akun asahpolapikir milik pak Win, mengenai realita bisnis dan investasi. Atau mungkin belajar fotografi dari fajrulisme dan sofyansap. Tentu masih banyak lagi akun bermanfaat lainnya. Tapi dari tiga hobi saya itu sudah menghabiskan waktu. Dan menariknya, karena video tiktok punya durasi waktu yang singkat, saya jadi tidak jenuh dan lelah melihat konten yang berganti-ganti. Dan ide itupun sekarang dipakai youtube, Instagram, dan lainnya.


Bagi teman-teman yang belum punya akun tiktok dan tertarik bisa download di playstore. Yang perlu diingat adalah media sosial maupun tiktok bisa menjadi sarana kita belajar jika mau mengambil ilmu-ilmu yang berserakan dari para ahlinya. Dan hanya jadi kesia-siaan jika memfollow konten yang tidak berguna.

Read more

Monday, January 3, 2022

Selisih Ongkir Shopee

Pengalaman memang sangat berharga.  Maka pengalaman hari ini menghabiskan banyak biaya. Sebagai seorang seller online shop yang sudah menekuni dunia per-online-an selama hampir 10 tahun, saya mungkin sudah sombong.  Merasa memahami jual beli online di marketplace orange dengan sangat baik. Nyatanya pada hari ini saya mesti membayar kesombongan itu dengan 9 lembar merah gambar soekarno-hatta.

Kesal, marah, serasa tertipu. Tapi pihak mereka punya alasan yang tidak bisa saya sangkal, meskipun terasa tidak masuk akal.


Jadi, empat hari lalu toko orange kami dapat pesanan senilai Rp 1.500.000. Seneng dong, apalagi masa pandemi gini banyak penjualan yang macet. Tak perlu waktu lama, pak bojo proses pesanan. Karena kebetulan stok barang ada di Kudus, pesanan juga langsung ke ekspedisi sicepat di kota yang sama meskipun alamat toko kami ada di Jepara. Dan disinilah awal mula celah menyebalkan yang terjadi.


Sistem toko orange melampirkan hasil penjualan dengan biaya ongkir dibebankan ke seller. Sontak kami kaget. Pasalnya seminggu yang lalu pembeli tersebut pernah membeli barang dengan jumlah yang sama dengan transaksi kedua ini. Dan tidak ada potongan biaya ongkos kirim yang ditanggung seller.

Kami sempat mendatangi jasa ekspedisi terkait untuk meminta kejelasan. Tapi mereka meyakini sudah menginput data dengan benar. Berkali-kali kami chat CS shopee tapi tak ada solusi. Dan mereka menutup aduan dengan menyalahkan kami karena tidak mengirim barang di lokasi yang sama dengan alamat toko.


Memang benar kami bisa disalahkan untuk itu. Tapi saat dikalkulasi, selisih biaya ongkir antara Jepara dan Kudus hanya seratus ribuan. Sedang ongkir yang ditarik shopee sampai 900 ribu lebih. 

Kenapa kami tidak protes lagi? Mungkin ada yang berpikir begitu. 

Masalahnya setelah saya cek ongkir real dari aplikasi sicepat sendiri memang sampai 1 juta lebih. Sehingga kami tidak punya argumen untuk debat lebih jauh. Dan ternyata keteledoran kami dimanfaatkan pihak marketplace untuk melempar beban biaya pengiriman.


Kami sudah menyerah untuk melanjutkan percakapan dengan CS shopee. Sampai ada teman yang menyarankan menghubungi pembeli dan mengajaknya kerjasama untuk komplain dan  menarik dana ke akun shopeepay. Saya yang tak pernah punya pengalaman kerjasama dengan pembeli akhirnya nekat untuk mencoba. Dan beliau memang orang baik , sehingga mau meluangkan waktu dan pikiran untuk masalah ini.

Tapi untung tak bisa dicari, malang tak bisa ditolak. Saya salah memilih untuk 'mengembalikan dana saja'. Karena belum ada pengalaman dengan ajuan pengembalian dana, saya pikir pilihan itu sudah tepat. Nyatanya shopee memotong saldo penjualan saya yang masih mengendap di aplikasi untuk diberikan kepada pembeli yang mengajukan komplain. Menurut teman, kami seharusnya mengajukan retur barang agar saldo masuk utuh. Tapi nasi sudah jadi bubur. Dana 900 ribu itu memang bukan rezeki kami. Maka entah bagaimanapun caranya berusaha, ia tak kan kembali.



Read more