Tuesday, February 6, 2024

Abahku

Tak terasa setahun telah berlalu begitu saja. Padahal rasanya baru kemarin aku melihatmu terbaring lunglai tak sadarkan diri. Kupikir saat itu kau hanya sakit sebentar, lalu sehat kembali seperti sedia kala. Kupikir semua rasa sakitmu akan mereda lalu kau akan tersenyum mencandai kami seperti biasanya. Ternyata semua tinggal lah kenangan yang hanya dengan teringat saja membuat dada terasa sesak. 

Tepat 23 Rajab 1444 H semua suka cita menguap karena harus melepaskanmu selamanya. Aku tak pernah membayangkan tak bisa melihatmu lagi Abah.. Selama setahun penuh jariku bergetar jika ingin menuliskan hari-hari terakhirmu bersama kami. Mataku terasa panas saat mendengar cerita orang-orang tentangmu. Aku rindu kau memanggiku “putri kesayanganku”.

Kematian adalah jalan yang pasti akan kita semua lalui. Tapi tak pernah kita siapkan dengan sepenuh hati. Meski begitu, aku yakin kau telah bahagia di sana. Engkau adalah orang yang baik, abahku yang luar biasa. 

Seringkali aku iri saat saudara-saudaraku bermimpi bertemu denganmu. Apakah hatiku begitu jauh dari hatimu hingga untuk melihat bayangmu saja begitu sulit? Aku hanya bisa melihatmu dalam kenangan sembari kesakitan menghadapi kenyataan.

Manusia memang makhluk lemah, menyingkirkan rasa sakit dalam hatinya sendiri saja tak bisa. Masih mengira mampu melakukan segalanya. menyingkirkan hal-hal yang bercokol di dalam pikiran saja sulit, bagaimana bisa merasa menjadi makhluk paling hebat di dunia?
Sejatinya kita harus mengakui bahwa kita hanya butiran debu di hadapan Sang Azza wa Jalla. Sehingga rasa sombong tak menguasai hati dan 

Kupasrahkan pada Rabb ku segala hidup dan matiku. berharap kelak bisa berjumpa dengan mu dengan sukacita dan bahagia. berkumpul kembali di perjumpaan tertinggi. Karena sesungguhnya kehidupan di dunia hanya sementara, maka semua hal yang terjadi akan berlalu begitu saja. 
Load disqus comments

0 komentar