Setelah melalui malam yang membuat pikiran tidak jernih, kami mulai mencerna lagi setiap kata menyakitkan dari dokter yang kami temui. Sebenarnya ucapannya tidak salah. Anak usia dini tak sepatutnya dibiarkan hidup mandiri di asrama. Karena mereka belum bisa mengatur hidupnya, pola makannya dan menerima tekanan yang berlebih. Harusnya mereka hidup dengan keceriaan. Aku pun sejatinya berpikir begitu. Harusnya kami tak membawanya ke sana. Tapi keputusan itu datang bukan tanpa alasan darurat. Dan hal semacam itu tidak mungkin kami jelaskan kepada orang yang latar belakangnya tak sama dengan kami.
Hanya yang kami sesalkan, waktu terbuang percuma sedangkan kami tentu ingin mendapat solusi dari penyakit yang diderita anak kami.
Setelah rembukan dengan kepala dan hati yang tenang kami akhirnya memutuskan untuk rontgen saat suhu tubuh Maria turun. Karena sejak malam hingga pagi datang panasnya masih 39⁰C. Akan berbuntut panjang jika membawanya ke RS saat ramai covid 19. Untung nya kamis pagi suhu tubuhnya normal dan ia tampak segar. Segera kami berangkat ke Kudus agar tau lebih lanjut apa diagnosa dokter tersebut benar. Sambil menunggu hasil rontgen keluar, aku dan anak-anak menyegarkan diri dengan berjalan jalan di taman. Meskipun lelah, rasanya cukup menyenangkan. Hingga 2 jam berlalu, hasil radiology pun keluar. Meraba apa yang tertulis sekaligus bertanya kepada kenalan yang juga tenaga medis maka kesimpulan terkuat ia terkena pneumonia. Sedih hati kami. Tapi dari awal kami sudah menerima bahwa itu yang diderita, maka kami pun tak terlalu kaget. Malahan diagnosa jantung terbukti tidak ada membuat kami pun merasa bersyukur. Yah, meskipun masih berat untuk dilalui.
Sebenarnya jauh sebelum membawanya periksa, aku yakin bisa mengobatinya. Bukan sombong atau menyepelekan tenaga medis, tapi karena aku yakin dengan sabda Nabi bahwa semua penyakit bisa sembuh dengan habbatussauda kecuali sakit yang menyebabkan kematian. Maka aku pun optimis. Apalagi berulang kali sudah ku buktikan kebenaran sabda Beliau itu. maka rasa sedih ini tak terlalu berat. Sekarang yang kubutuhkan ketelatenan dan kekuatan untuk merawat dan mengobati putriku. Setelah ikhtiar ini, berpasrah pada Allah adalah satu-satunya jalan.
0 komentar