Aku tak mungkin menulis semacam ini di media sosial. Mengingat pengalaman buruk harus diserang hate speech oleh orang yang benar-benar kenal di dunia nyata. Padahal komentarku dulu bukan menyerang organisasi, tapi memang tokoh yang dibela sebagian mereka itu mengucapkan hal tak pantas pada Nabi. Masak iya Nabi dulu dibilang rembes, mungkin juga masa kecilnya nyolong. Ucapan tak beretika semacam itu tentu membuat hati muslim marah. Padahal saat itu aku hanya mengomentari cara berpikir nya yang nyeleneh karena orang itu bilang ingin mukjizat Nabi dirasionalkan. Menurutku itu pendapat bodoh. Maka di akun facebook aku membuat sedikit postingan "karomah wali aja harus kita terima, kok mukjizat Nabi mau dirasionalkan". Begitu kurang lebih komentarku saat itu. Ternyata kalimat begitu dipandang sebagai memusuhi NU, dan sayangnya yang berpikir seperti itu teman-teman ku yang aktif di organisasi. Dan terjadilah pemutusan list pertemanan di media sosial. Aku sih yang hapus mereka. Saking gregetan nya. Mungkin kalau orang asing yang menyakiti ku, rasanya tak sesakit ini. Tapi karena mereka menjadi teman lama, tapi memusuhi ku begitu saja membuatku sulit untuk bisa menerima.
Semenjak saat itu aku pun jarang berkomentar di media sosial kecuali hal-hal remeh. Entah kenapa kecewanya begitu dalam. Kali ini pun begitu. Mau ikut komentar, tapi takut ada war (perang). Soalnya ada dua akun yang pernah aku hapus minta pertemanan dan aku terima lagi. Dan hate speech dari salah satu nya emang bikin aku sakit hati sampai sekarang.
Mungkin bakal ada yang tanya, kenapa gak legowo dan memaafkan? sayangnya aku bukan orang sebaik itu. Pemikiran salah tentang Allah, Nabi, agama islam, adalah sesuatu hal yang harus kita tolak. Mungkin kapasitasku sebagai awam hanya bisa menolak bahwa itu salah. Maka jika ada yang membela pembawa pemikiran salah semacam itu berarti kami sudah tidak sejalur lagi. Sehingga sampai detik ini, bagiku orang-orang itu bukan temanku lagi. Karena mereka secara terang-terangan sudah menerima pemikiran buruk tentang Nabi hanya karena satu organisasi.
0 komentar