Thursday, January 27, 2022

Jodoh

“Kamu akan merasa sangat beruntung saat memiliki suami yang mau membantu mengurus bayi” kataku kepada gadis berusia 19 tahun yang sedang kasmaran itu. Kalau hanya sekedar bilang i love you, anak ingusan kemarin sore juga banyak yang bisa. Kamu hanya melihat kulit luar calon pasanganmu jika sedang jatuh cinta. Semuanya tampak indah. Semua tampak luar biasa. Padahal Karakter seseorang baru terlihat setelah setengah tahun menikah. 


Orang yang jatuh cinta itu seperti buta dan tuli. Semua kata orang tentang kejelekannya tidak akan didengar. Semua hal buruk tidak akan terlihat. Maka seringkali sia-sia menasehati para pecinta. Mereka akan abai. Kenyataan lah yang akan menampar dan menyadarkannya. Padahal setelah menikah ,kesadaran itu agak terlambat. Karena pernikahan bukan sebuah hubungan yang bisa dengan mudah berubah. Pernikahan seyogyanya dijalani seumur hidup. Maka tentu kita harus menghabiskan masa dengan orang yang tepat. 


Tapi bagaimana bisa memilih pasangan yang tepat??

Inilah yang kerap kali disalahpahami orang. Mereka pikir dengan pacaran mereka sudah mengenal satu sama lain. Nyatanya tidak. Mereka yang pacaran seringkali berusaha menampilkan hal dan sikap yang disukai pacaranya. Mana mau mereka menunjukkan sifat sehari-hari. Setelah menikah baru lah ketahuan sikap pasangannya. Menyesal merasa tertipu   padahal mereka memang saling menipu.


Makanya suka gemes pengen nyubit pakai linggis kalau ada pemuda/i dengan pedenya bilang,"pacarku tuh alim, rajin ibadah." Lagi nglindur kayaknya yang ngomong begitu. Wkwk


Jadi setiap ada gadis yang minta nasehat sebelum menikah, aku cuma punya satu nasihat 'berdoa yang banyak'.

Sejatinya kita di dunia itu gak bisa memilih akan berjodoh dengan siapa. Yang termudah itu minta kepada pemberi jodoh yaitu Allah SWT. Karena sehebat apapun kita memilih, sedetil apapun kita memilah kalau tak ditakdirkan berjodoh maka tak akan bersama. Sebaliknya, betapa kita gak suka dengan seseorang jika ditakdirkan bersama maka terjadilah sebuah pernikahan


Sayangnya nasehat semacam ini sering dipandang sebelah mata. Seolah-olah aku menyuruh mereka berputus asa. 

Read more

Tuesday, January 25, 2022

Modus Penipuan kah?

Sebuah kartu askes milik seorang wanita kutemukan di dalam tas pak bojo. Kaget, merasa aneh. Jiwa halu ku bergumam, kayak serial layangan pedot aja.

"Mas, ini punya siapa? Namanya ada di mana mana lho."

Pak bojo berpaling mengabaikan.

"Ih, ditanyain kok."

"Aku gak kenal." Jawabannya singkat padat dan bikin tambah penasaran.


Sebagai fans sejati conan edogawa, jiwa detektif ku tidak terima dengan jawaban ambigu itu. Apalagi ada dua identitas wanita tak dikenal dalam tas kecil miliknya. Setelah ku selidik dengan kecerewetan tingkat tinggi, meluncurlah pengakuan mengejutkan dari pak bojo. 


Pada suatu hari saat aku tak ada di rumah, seorang wanita paruh baya datang ke rumah kami. Wanita itu datang dengan maksud meminjam uang untuk membawa berobat cucunya yang konon katanya terjatuh. Tanpa curiga atau merasa aneh, pak bojo meminjamkannya 250 ribu guna membawa cucunya pijat.


"Emang sampeyan kenal? Kok mau minjemin uang segitu hanya dengan jaminan foto copy ktp dan kartu askes?" Protesku. 


"Ya kan kasihan, lagian dia jadiin ponselnya sebagai jaminan kok." Dalihnya membela diri.


"Terus mana ponselnya?" Tanyaku lagi.


Ia pun melanjutkan cerita. Ternyata ponselnya sudah diambil ibu tua itu lagi. Setelah mendapat uang, tak berapa lama wanita itu datang lagi dan bilang bahwa cucunya harus dibawa ke UGD dengan segera sehingga ia butuh ponsel itu untuk menghubungi keluarganya. Tanpa pikir panjang pak bojo memberikan ponsel yang tadinya dijadikan jaminan uang 250 ribu. Tentu karena tak tega dan berpikir bahwa seorang wanita tua sedang butuh pertolongan. Diberikan lah kartu askes dan foto copy ktp dengan identitas yang berbeda satu sama lain sebagai ganti jaminan hutangnya.


Aku melongo, rasanya mau protes lagi tapi takutnya pak bojo enggan cerita. Karena bukan hanya anak saja yang takut jika kita salahkan. Pasangan pun akan merasa muak jika terus kita salahkan saat melakukan sesuatu. 

Dan cerita itu tak berakhir di situ. Ternyata wanita tua itu datang untuk ketiga kalinya di hari yang sama. Kali ini mengabarkan bahwa cucunya telah meninggal dan hendak meminjam uang dengan total 1 juta untuk proses membawa cucunya pulang. Namun pak bojo menolak meminjamkannya. Kalau sudah meninggal ya sudah. Pak bojo bukan orang perhitungan sehingga tak meminta kembali uangnya. Tapi juga tidak mau berurusan panjang dengan orang tak dikenal.


Setelah cerita usai, aku mengajaknya mencerna kejadian.

"Menurutmu itu bukan penipuan?"


"Masak sih ada nenek yang mendoakan cucunya meninggal?!" Sanggahnya.


"Kalau menurutku sih penipuan. Pertama, normalnya  wanita tua tidak mungkin minta bantuan orang yang tidak dikenal. Jika butuh bantuan pasti kepada yang terdekat, tentunya keluarga. kalau tidak ada keluarga, ya kepada tetangga.

Kedua, dia bisa menghubungi keluarganya dengan ponsel kenapa tidak dari awal menelpon? Kenapa mesti meminjam ke sampeyan? Dan kenapa datang lagi kalau sudah menghubungi keluarganya? Aneh kan?"

Tidak sia-sia hobi nonton shinichi, jadi bisa buat deduksi panjang kali lebar. Haha.


Pak bojo manggut-manggut tanda setuju. Bahkan mau melacak keberadaannya dari ktp yang ditinggal. Tapi segera ku cegah. Kalau ternyata ibu tua itu memang orang yang membutuhkan,  maka kasihan sekali jika kita beritakan hal ini ke orang-orang. Toh uang itu sudah dianggap sedekah. Kalaupun penipuan, melacaknya adalah hal yang sia-sia. Buang tenaga. Karena tidak mungkin penipu meninggalkan identitas asli. Apalagi pak bojo tidak bisa memastikan wajah dibalik masker apakah sama dengan ktp yang diberikan. Maka kita anggap saja semua kejadian ini pengalaman. Tidak ada hal yang sia-sia dalam sebuah kejadian.



Read more

Wednesday, January 19, 2022

Minat dan Bakat

Hari ini pesanan anak sulung buat bikin rok dari kain sarung sudah beres. Berasa melakukan prestasi besar. hehe. Tapi saya sadar diri kok kalau menjahit dan membuat kerajinan tangan itu bukan passion saya. Meskipun sempat tergila gila buat belajar merajut, menyulam, menjahit tapi hasilnya tidak ada yang memuaskan. Kalau menjahit masih ada hasilnya ya diantaranya bikin pouch dari kain perca, daster anak dan yang ketiga ini rok dari sarung. bahannya gratis semua. tapi alatnya ini yang gak gratis. modal yang saya keluarkan untuk punya mesin jahit portable sampe 1,6 juta. Bukan hal yang sia-sia sih, hanya saja manfaatnya agak kurang. Saya tidak ada kesempatan buat ambil kursus, belajar otodidak kok hanya bisa alakadarnya. Agak sayang sama mesinnya nih.

Berkali-kali saya mencari minat bakat tapi tidak ada yang benar-benar cocok dengan diri. Belajar fotografi tapi mata saya kurang tajam dalam menilai estetika dari objek yang hendak dipotret. Belajar merajut tapi baru dapat sampai pola rantai,kok sudah bingung benangnya mau dikait ke mana. Lha kalau yang menyulam malah parah lagi, Baru mulai urek-urek media kainnya untuk digambar kok sudah tidak percaya diri. haha

Makanya berhasil menjahit rok kayak menang lomba aja. Bahagianya tiada terkira. Rasanya mau buat pengumuman ke seluruh dunia.

Sempat berpikir kalau saya ada bakat masak, tapi belum pernah menggabungkan rasa dan bentuk yang indah. Misalnya saya pernah bikin kue, rasanya sudah endulita tapi bentuknya seperti gunung meletus. bikin pempek malah sebaliknya, bentuknya sudah bagus tapi dalamnya belum matang atau malah keras. Butuh percobaan dan usaha yang keras kalau mau masak. Untung anak-anak selalu mencintai masakan ibunya. Jadi aman dan damai. Karena sering keasinan saat masak makanan berbumbu maka saya cuma belajar masak  makanan yang disukai anak-anak dan suami.

Belajar hal yang baru bukan sebuah kesia-siaan. Tapi kalau bisa menemukan passion, tentu hasilnya akan lebih luar biasa. Saat ini sedang tertarik dengan dunia editing. Dari edit video, edit gambar dan masih sibuk menambah kosa kata buat menulis. Belum menyerah kalau untuk belajar menulis. Meskipun otak sudah ngos-ngosan kalau kata yang keluar sudah mencapai 300 kata. Maka lewat KLIP,  saya ingin bisa istiqomah menulis. Apakah passion saya menulis? Entah juga ya.. yang pasti, bagi saya menulis itu merekam jejak pikiran dan mengeluarkan perasaan yang tersimpan. Itu juga sebagai media self healing dari luka lama. Kalau edit video baru saja jadi hobi karena pesanan pak bojo untuk buat channel youtube. Jadi saat ini saya masih mencari, apa dan bagaimana bisa menemukan minat bakat diri sendiri. Sehingga esok hari tidak bingung mencari minat dan bakat buah hati.

Read more

Saturday, January 15, 2022

Dakwah Melalui Youtube

"Ngapain sih repot bikin youtube kalau gak yakin menghasilkan? "

Komentar dari teman  ini bisa bikin down jika dimasukin ke hati. Kadang mendengarkan pendapat orang memang  bikin ngilu. Tapi saya anggap ia mengkhawatirkan saya dan mengajak berpikir realistis. Dia hanya tidak tau dan tidak paham bahwa saat melakukan sesuatu tak selalu dinilai dengan nominal uang.


Beberapa waktu yang lalu saya dan pak bojo merintis channel youtube. Tujuan utamanya adalah dakwah akan pentingnya fiqih haid bagi perempuan.  Karena memang banyak perempuan masih tidak tau betapa haid bukan hanya siklus bulanan yang dialami setiap perempuan. Ada banyak aturan yang terkait dalam menjalaninya. Ada beberapa larangan yang mesti dihindari pelakunya. Dan memang banyak yang tidak paham akan hal tersebut. Karena itulah selain pak bojo mencetak sebuah buku tentang haid, kami juga membuat video pendek yang  harapannya bisa menarik penonton.


Tapi kalau ditanya apa saya berharap akun tersebut menghasilkan uang? tentu jawabannya IYA. Karena biaya yang digelontorkan untuk video itu tak sedikit. Dimulai dari aplikasi editing yang tak gratis, Meskipun pakai gratisan bisa, tapi jadi merepotkan karena tidak maksimal digunakan. belum lagi kuota internet yang mesti dibeli. Menjadi konten kreator itu sebenarnya tidak mudah dan butuh biaya. Maka kalau memungkinkan, saya juga ingin akun tersebut menghasilkan rupiah agar saya tidak berat dalam merawatnya. Tapi tentu saja itu hanya harapan kecil. tujuan utamanya tentu untuk dakwah agar bisa bermanfaat bagi banyak muslimah lainnya.

Karena alasan tersebut, saya juga punya semangat dalam mengelola dan berpartisipasi dalam konten ini. Meski melelahkan karena harus meluangkan waktu untuk tugas rumah tangga dan menjadi content creator, tapi rasa senang akan pengalaman baru dalam belajar video editing serta menjadi bermanfaat bagi sesama membuat saya tetap bersemangat dan menghalau rasa letih yang datang.

Jika ada yang membaca postingan ini bisa support saya dengan like dan subscribe akun Pustaka Hasanain. Agar kedepannya bisa terus membagikan hal yang bermanfaat.



Read more

Saturday, January 8, 2022

Layangan Putus

Layangan putus akhir-akhir menjadi perbincangan banyak orang. sebuah film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. drama tersebut mengisahkan rumah tangga yang kandas akibat orang kedua. Saya agak menyayangkan adegan-adegan vulgar dari drama tersebut. Tapi tidak sepenuhnya salah karena drama ini tentang kehidupan pernikahan, tentu sasarannya adalah emak-emak. Meskipun saya hanya menonton cuplikan dramanya, tapi saya dapat melihat betapa apiknya akting para pemain.

Namun saya bukan penonton setia meskipun termasuk fans Reza. Untuk jalan ceritanya saya hanya melihat sekilas dari postingan orang-orang. Meskipun drama ini jadi perbincangan hangat di tengah naiknya harga minyak yang melambung tinggi. Saya masih enggan menonton full. Bagi saya akting Reza Rahadian selalu menggugah hati. Agaknya bisa membuat kebaperan saya meningkat tajam. Alih-alih terhibur malah merusak mood di rumah. Selain itu, banyak yang dirubah dari isi novelnya. Seperti profil mas Aris dan Kinan yang lebih agamis tapi tidak digambarkan seperti itu dalam drama. Juga perilaku kumpul kebo Aris dengan Lidya yang tentu tidak sama dengan novel aslinya. 


Saya tidak hendak menyalahkan jalan cerita yang diubah. Hanya secara pribadi jadi kehilangan perasaan yang mendalam dari isi novel yang pernah saya baca. Saat membaca cerita aslinya, saya ikut menangis karena bisa merasakan isi hati penulis. Mungkin karena novelnya berdasarkan kisah nyata, maka ada luka yang disematkan dalam setiap jalan cerita.


"Kehidupan pernikahan tidak selalu indah"

Itu salah satu pelajaran yang bisa dipetik. Suka nya banyak tapi duka nya juga tak kalah banyak. Maka kita harus selalu siap menghadapi problematika dalam rumah tangga. Aris dalam kisah nyata yang mempoligami Kinan tentu tak bisa dianggap sepenuhnya salah. karena poligami itu halal. Hanya saja poligami seharusnya bukan hal yang digampangkan para pria. Apalagi sampai meruntuhkan pernikahan yang pertama. Harusnya kehidupan yang dibina diawal masih langgeng tapi malah jadi tercerai berai. Dan lagi-lagi anak yang menjadi korban keegoisan orang tua. Itu menandakan Aris sebagai pemimpin telah gagal. Ia benar-benar menjadi contoh bahwa poligami tidak sepatutnya dilakukan dan telah disalahgunakan.


Read more

Friday, January 7, 2022

Tiktok Bermanfaat kah?

Dulu saat awal demam aplikasi Tiktok dan banyak membuat orang alay saya bergumam, “kenapa orang-orang bisa candu terhadap aplikasi dengan logo musik tersebut?”

video cuplikan yang muncul di halaman media sosial saya hanya menunjukkan anak-anak muda yang berjoget dan bernyanyi tidak jelas. sebagian besar mereka cuma lipsing. intinya hanya ada orang-orang yang membuang waktu untuk kesenangan yang bodoh.


tapi itu pikiran di masa lampau. setelah seorang kawan lama mengunggah akun tiktoknya yang berisi motivasi untuk menghafal al Quran, saya sadar sudah mulai berpikir kuno. semua kemudahan yang ada di dunia ini bagai pisau. saat digunakan untuk hal baik, maka ia akan membawa kemanfaatan. sebaliknya, saat kita memakai teknologi untuk keburukan , ia akan membawa kerugian bagi semua orang. begitulah fenomena tiktok dan semua aplikasi ponsel yang tengah digandrungi masyarakat. semua orang bisa menggunakannya untuk berjualan, berbagi ilmu, menambah teman, dan segala aktifitas bermanfaat lainnya. namun semua kemudahan itu juga bisa menjadi bahaya manakala kita menggunakannya untuk berjoget tidak jelas, menipu, membully, dan lain sebagainya.

maka kita sebagai pengguna smartphone mesti menjadi smart. bukan malah sebaliknya.


dan ironisnya di masa kini anak-anak bau kencur sudah menjadi candu dengan tiktok dan media sosial lainnya tanpa dibekali ilmu dan pengawasan orang tua. padahal kita tentu pernah mendengar berita anak gadis yang menjadi korban teman chattingnya dan berakhir kehilangan nyawa. semua itu bisa membahayakan anak-anak yang tengah menggilai smartphone mereka. apalagi semenjak pandemi, sekolah daring menuntut anak-anak menggunakan ponsel sejak dini. orang tua yang abai dan tidak mengerti bahayanya akan segera membebaskan mereka memiliki ponsel sendiri.


kembali tentang tiktok yang dari awal saya bahas. Saya menemukan banyak content informative. Diantaranya dari akun chefnausa, tentang tips memasak karena saya sedang menyukainya. Dari akun asahpolapikir milik pak Win, mengenai realita bisnis dan investasi. Atau mungkin belajar fotografi dari fajrulisme dan sofyansap. Tentu masih banyak lagi akun bermanfaat lainnya. Tapi dari tiga hobi saya itu sudah menghabiskan waktu. Dan menariknya, karena video tiktok punya durasi waktu yang singkat, saya jadi tidak jenuh dan lelah melihat konten yang berganti-ganti. Dan ide itupun sekarang dipakai youtube, Instagram, dan lainnya.


Bagi teman-teman yang belum punya akun tiktok dan tertarik bisa download di playstore. Yang perlu diingat adalah media sosial maupun tiktok bisa menjadi sarana kita belajar jika mau mengambil ilmu-ilmu yang berserakan dari para ahlinya. Dan hanya jadi kesia-siaan jika memfollow konten yang tidak berguna.

Read more

Monday, January 3, 2022

Selisih Ongkir Shopee

Pengalaman memang sangat berharga.  Maka pengalaman hari ini menghabiskan banyak biaya. Sebagai seorang seller online shop yang sudah menekuni dunia per-online-an selama hampir 10 tahun, saya mungkin sudah sombong.  Merasa memahami jual beli online di marketplace orange dengan sangat baik. Nyatanya pada hari ini saya mesti membayar kesombongan itu dengan 9 lembar merah gambar soekarno-hatta.

Kesal, marah, serasa tertipu. Tapi pihak mereka punya alasan yang tidak bisa saya sangkal, meskipun terasa tidak masuk akal.


Jadi, empat hari lalu toko orange kami dapat pesanan senilai Rp 1.500.000. Seneng dong, apalagi masa pandemi gini banyak penjualan yang macet. Tak perlu waktu lama, pak bojo proses pesanan. Karena kebetulan stok barang ada di Kudus, pesanan juga langsung ke ekspedisi sicepat di kota yang sama meskipun alamat toko kami ada di Jepara. Dan disinilah awal mula celah menyebalkan yang terjadi.


Sistem toko orange melampirkan hasil penjualan dengan biaya ongkir dibebankan ke seller. Sontak kami kaget. Pasalnya seminggu yang lalu pembeli tersebut pernah membeli barang dengan jumlah yang sama dengan transaksi kedua ini. Dan tidak ada potongan biaya ongkos kirim yang ditanggung seller.

Kami sempat mendatangi jasa ekspedisi terkait untuk meminta kejelasan. Tapi mereka meyakini sudah menginput data dengan benar. Berkali-kali kami chat CS shopee tapi tak ada solusi. Dan mereka menutup aduan dengan menyalahkan kami karena tidak mengirim barang di lokasi yang sama dengan alamat toko.


Memang benar kami bisa disalahkan untuk itu. Tapi saat dikalkulasi, selisih biaya ongkir antara Jepara dan Kudus hanya seratus ribuan. Sedang ongkir yang ditarik shopee sampai 900 ribu lebih. 

Kenapa kami tidak protes lagi? Mungkin ada yang berpikir begitu. 

Masalahnya setelah saya cek ongkir real dari aplikasi sicepat sendiri memang sampai 1 juta lebih. Sehingga kami tidak punya argumen untuk debat lebih jauh. Dan ternyata keteledoran kami dimanfaatkan pihak marketplace untuk melempar beban biaya pengiriman.


Kami sudah menyerah untuk melanjutkan percakapan dengan CS shopee. Sampai ada teman yang menyarankan menghubungi pembeli dan mengajaknya kerjasama untuk komplain dan  menarik dana ke akun shopeepay. Saya yang tak pernah punya pengalaman kerjasama dengan pembeli akhirnya nekat untuk mencoba. Dan beliau memang orang baik , sehingga mau meluangkan waktu dan pikiran untuk masalah ini.

Tapi untung tak bisa dicari, malang tak bisa ditolak. Saya salah memilih untuk 'mengembalikan dana saja'. Karena belum ada pengalaman dengan ajuan pengembalian dana, saya pikir pilihan itu sudah tepat. Nyatanya shopee memotong saldo penjualan saya yang masih mengendap di aplikasi untuk diberikan kepada pembeli yang mengajukan komplain. Menurut teman, kami seharusnya mengajukan retur barang agar saldo masuk utuh. Tapi nasi sudah jadi bubur. Dana 900 ribu itu memang bukan rezeki kami. Maka entah bagaimanapun caranya berusaha, ia tak kan kembali.



Read more