Saturday, December 23, 2017

Aliran rasa game level 2

Lewat sudah tantangan game level 2 yaitu, "melatih kemandirian anak". 
Ini masih menjadi PR besar bagi saya dalam mendidik dan membersamai anak. kadang saking tidak tega akhirnya turun tangan membereskan setiap mainan mereka. Atau karena sebagai ibu, saya masih minim sabar, maka saya akan melakukan semua yg seharusnya sudah mampu mereka lakukan.

Pada game ini emak dituntut belajar dan praktik lebih sabar lagi, juga masih harus praktik komunikasi produktif agar tujuan melatih anak-anak pun tercapai tanpa paksaan.
Tapi lewat game ini, mata emak terbuka lebar bahwa semakin hari anak-anak tumbuh dan berkembang sangat baik. Jadi, ni'mat mana lagi yg kamu dustakan?

Melatih kemandirian pada anak juga cara orang tua menyalurkan cinta. Dengan mandiri,anak-anak akan tumbuh lebih bertanggungjawab.

Read more

Saturday, December 16, 2017

Ayo wudhu

Hari ini maria minta saya mengajarinya berdoa setelah wudhu. Sambil praktik wudhu sungguhan. Tak seperti kemaren-kemaren yang hanya pura-pura wudhu.

Setelah mendengar adzan dhuhur ia segera mengambil mukena dan meletakkannya dibelakang abi, diiringi khadijah tentunya.

"Ayo Mi, wudhu..." kata mariyah  dan khadijah yang sudah menunggu di depan keran air. Minta dibimbing cara wudhu dengan lengkap sekaligus niat nya. Setelahnya berdoa bersama-sama.

Hati saya meleleh.. Teramat Hari.

Mereka adalah anugrah Allah yang amat saya sayangi.

Mariyah menata sajadah dan mukena sendiri dan khadijah masih dibantu. Mereka shalat dibelakang abi nya. Mariyah mengikuti setiap gerakan secara lengkap, meskipun bacaan nya belum hafal. Hanya terdengar kalimat "Allahu Akbar" dengan lirih.

Secara bergantian mereka mencium tangan kami setelah shalat.
Lirih-lirih hati saya berdoa, Rabby habli minas shalihin. Sembari memeluk mereka.

#day10
#gamelevel2
#melatihkemandirian 
#kelasbunsayiip
#institutibuprofesional


Read more

Membantu menyetrika

"Ummi, aku nyemprot baju yang disetrika ya." Pinta mariyah.

Dalam hati, Antara boleh tak boleh nih... Hadeh..
Setiap kali menyetrika baju adalah hal yang ia ingin lakukan tapi masih kerap saya larang karena khawatir terluka. Juga khawatir satu botol pewangi nya disemprot sampai baju nya basah.
Tapi akhirnya saya izin kan juga sih. Apalagi melihat mata nya yang berbinar-binar senang.

"Baju nya sekali semprot ya nak."

"Siap " jawab nya menirukan ucapan ayah nya.


#day9
#gamelevel2
#melatihkemandirian
#kelasbunsay
#institutibuprofesional
Read more

Friday, December 15, 2017

Sayang ummi

Tadi pagi abah nya anak-anak ingin membantu saya bersih-bersih rumah. Baru ucapan sih eksekusi nya belum. Haha
Tiba-tiba mariyah nyeletuk,
"Kenapa abi bantu ummi bersih-bersih?"

"Kan abi sayang ummi, makanya mau bantu bersih-bersih" kata si bapak.

"Iya, kak mariyah juga sayang ummi kan?" Saya menimpali.

Mariyah cuma senyum-senyum malu dan mengangguk.

"Nah berarti kak mariyah mau bantu ummi ya.."

Mariyah bergegas mengambil sapu,dan pipi nya merona malu.

#day8
#gamelevel2
#melatihkemandirian
#kelasbunsayiip
#instit
Read more

Thursday, December 14, 2017

Rumah Kardus

Setelah beberapa hari anak-anak bermain rumah-rumahan dengan selendang dan selimut yang ditahan oleh kursi, saya akhirnya mencoba mengajak mariyah membuat rumah mainan dari kardus.
Tentu ada sebuah kesepakatan sebelum kami membuat nya.

"Ummi mau buat rumah dari kardus." Kata saya yang disambut girang oleh mariyah.

"Tapi, mariyah harus membantu ummi membuatnya, dan dibersihkan kalau sudah bersih."

"Iya mi." Kata nya tanda menyetujui.

Ternyata pembuatan nya tak semudah angan. Apalagi saat menegakkan bagian dinding dari kardus yang berbeda dan pernah terlipat. 
Tapi kami tidak menyerah.
Mariyah membantu saya menyiapkan kardus, beberapa kali menempelkan Selama dua jam kami menyatukan dinding yang agak peyot itu, dan untungnya berhasil.
Dan saat rumah itu jadi, ia sangat gembira sehingga lupa dengan kesepakatan nya.

#day7
#gamelevel2
#melatihkemandirian 
#kelasbunsay
#institut ibu profesional 
Read more

Tuesday, December 12, 2017

Bermain peran

Menemani mariyah belajar bukan hanya tentang ABC atau 123, kadang kami mengenal warna, nama benda, nama anggota badan, bermain peran, dsb.

Dan kemaren sore mariyah pengen bermain peran sebagai pak polisi yang menyelamatkan orang.

"Ummi, ayo main pak polisi." Pinta nya.

"Ayo, tapi sebelum main sama ummi, mainan di lantai harus bersih dulu." 

Tanpa perdebatan ia langsung memungut setiap mainan hingga bersih. Dibantu khadijah yang sebenarnya hanya ikut-ikutan, semua mainan satu persatu pindah ke keranjang.

"Lho mi, sudah..." katanya lagi.

Saya tersenyum mengiyakan.
Meskipun membereskan mainan masih harus diingatkan, tapi ia sudah mampu dan mau melakukan nya sendiri.

Setelah beres kami pun bermain seperti yang ia inginkan. Kadang setiap cerita berubah tak jelas... Sesekali ia minta saya pura-pura sakit lalu mariah datang menjadi dokter nya. Atau ia berperan sebagai bu guru dan saya murid nya. Juga cerita pak polisi yang menangkap orang yang menabrak ayam. Haha
Saya menemukan banyak kelucuan,Tapi ia memiliki ide cerita yang sangat baik.






#day6
#gameleve2
#kelasbunsayiip
#institutibuprofrsionan

Read more

Saturday, December 9, 2017

Anak-anak mengepel lantai

Ini adalah kegiatan mariyah sore tadi. Saya meminta ia membereskan mainannya agar rumah lebih bersih. Saya berikan ia penyemangat dengan pujian kecil.
"Kak, hari ini mainannya dibereskan ya. Nanti kalau abi pulang lihat rumah nya bersih kan seneng.tambah sayang sama kak mariyah dan khadijah."

Segera mereka membersihkan mainannya, lalu menyapu lantai dan minta saya mengambil alat pel. Cuma minta mengembalikan mainan tapi dapat bonus disapu dan dipel sama anak-anak. Setelah selesai, tak lupa saya berikan ucapan terimakasih dan kecupan hangat di kening mereka.


Melatih kemandirian juga bagian dari menumbuhkan rasa percaya diri anak. Saat kita membiarkan mereka mengerjakan tugas dengan sukarela, saat itu pun ia akan belajar bertanggungjawab dan berusaha. Misalnya membiarkan mereka membersihkan rumah, itu akan membuat ia merasa sudah mampu menjadi seperti orang tua nya yang merupakan idola mereka.

Maka perlu lah kita sebagai orang tua menghargai setiap usaha dan proses yang anak-anak jalani. Bukan hanya orang dewasa saja yang ingin selalu dihargai, mereka yang tampak kecil pun senang dihargai.
kita tak perlu khawatir akan ketidaksempurnaan dari setiap usaha mereka. Biarkan mereka mencoba dan belajar dengan gembira.

#day5
#gamelevel2
#melatihkemandirian
#kelasbunsayiip
#institutibuprofesinal
Read more

Mariyah Sekolah

Hampir setiap pagi mariyah dan khadijah bermain sekolah-sekolahan. Mungkin itu salah satu keinginan mariyah yang tidak saya penuhi, maka ia pun minta saya menjadi bu guru di rumah.

Seperti hal nya anak sekolah, pagi-pagi ia mandi lalu menyiapkan tas, buku dan alat tulis. Lalu berangkat lah lewat pintu samping ke pintu depan. Mariyah masuk dan merapikan meja belajarnya. Duh, kayak sekolah beneran... Haha

"Ayo bu guru, belajar." Rengek ia di depan meja.

"Kalau mau belajar, kelasnya dibersihkan. Mainannya ditaruh di keranjang."

Mariyah bergegas memungut mainan nya yang berserakan. Takut guru nya gak mau masuk kelas.

#day4
#gamelevel2
#melatihkemandirian
#tantangan10hari
#institutibuprofesional
#kelasbunsayiip
Read more

Monday, December 4, 2017

Anak luarbiasa

Kemaren badan agak drop. Makan tak nyenyak. Tidur tak enak.  Mungkin ini juga disebabkan stress dan kelelahan berhari-hari.Rasanya  pusing dan lemah membuat saya harus berbaring.

Sakit bagi ibu dengan anak balita adalah masalah besar. Siapa yang mengganti popok saat khadijah ngompol nanti? Siapa yang mengingatkan makan dan mandi mariyah kalau badan lemas begini? Dan bayang-bayang rutinitas anak tanpa ibu membuat semakin pusing.

"Ummi sakit." Kata abi mengingatkan anak-anak.

Khadijah menghampiri. Mencium pipi saya.
"Ya Allah, ummi mbuh (ummi sembuh)" doanya membuat saya haru dan mengamini.

Mariyah tampak tak memberi respon, tapi semua hal ia kerjakan tanpa merengek memanggil ummi. Ia makan sendiri setelah dibelikan lauk abah nya. Membuka celana saat mau pipis dan membersihkan diri tanpa bantuan. Itu sudah menunjukkan betapa ia peduli dengan keadaan ibu nya.

Saya memang bukan ibu sempurna, tapi dianugerahi anak-anak luarbiasa.


#day3
#gamelevel2
#kelasbunsay
#melatihkemandirian 
#tantangan10hari
#institutibuprifesional
Read more

Saturday, December 2, 2017

Makan sendiri berjalan 'lancar'

Apa yang lebih menyenangkan dari melihat anak-anak tumbuh berkembang dari hari ke hari?
Setelah diamati ternyata mariyah sudah sangat mandiri. Sudah mau makan sendiri dan menepati ucapannya tempo hari. Kadang Membereskan piring makannya, berdoa, dan minum sendiri sudah sangat rutin dilakukan.

Dan tugas makan sendiri pun hari ini lancar. Hanya ia sedikit lupa menaruh piring kotornya.

Tapi Hal-hal seperti mandi, gosok gigi juga sangat jarang dibantu. memakai dan melepas pakaian yang kadang masih minta tolong, itupun karena model pakaian anak perempuan dengan kancing atau retsleting di belakang.
Jadi besok perlu membuat indikator baru. Karena selama tiga hari ia sudah menunjukkan sikap bertanggungjawab untuk menerima tantangan makan sendiri.











#day2
#gamelevel2
#kelasbunsay
#melatihkemandirian 
#tantangan10hari
#institutibuprifesional
Read more

Thursday, November 30, 2017

Mariyah menepati janji nya

Kemaren setelah mendapat tantangan game level 2 (melatih kemandirian), saya segera membuat kesepakatan dengan mariyah.
"Nak, ummi ada tugas kelas."
Mariyah segera mendengar dengan seksama. ia agak heran, kelas apa. Setelah dijelaskan singkat, ia pun mulai paham.
"Kamu bisa ya makan sendiri selama minimal seminggu?"
Mariyah mengangguk sembari tersenyum.
Sekarang saya yg agak heran. Kok tiba-tiba langsung iya. Haha.
Dan hari ini saya sangat bangga, mariyah sudah makan sendiri, bahkan mmembereskan piring kotornya sendiri. Ia sudah paham cara menepati ucapannya sendiri.
#day1
#gamelevel2
#kelasbunsay
#institutibuprifesional
Read more

Sunday, November 19, 2017

Galau homeschooling

Sudah beberapa bulan browsing homeschooling. Mengikuti grup praktisi HS. Membaca kisah-kisah perkembangan para anak hs dan tantangan yang dihadapi para orang tua.
Dalam hati saya mantap dengan hs. Saya ingin anak-anak terjaga dari lingkungan yang tidak layak untuk perkembangan jiwa mereka. Juga berkaca dari pengalaman hidup sebagai korban bullying, saya merasa enggan sekali menyekolahkan anak-anak. Apalagi rasa jenuh dengan sistem sekolah yang setiap hari duduk dan menjejali kepala kami dengan materi dan tugas. Saya merasa semua itu menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran.

Meskipun sudah yakin hs, saya juga masih galau. Takut innerchild saya keluar, dan temperamen saya buruk sehingga anak-anak jadi korban.
Ini dilema dan PR besar. Menghadapi diri sendiri adalah poin pertama dari hs. Karena hs adalah belajar di rumah, maka persinggungan dengan anak-anak harus extra enjoy dan extra sabar. Dan itu hal penting yang harus saya perbaiki dari sendiri.

Menjadi orang tua, mempelajari diri sendiri.
Read more

Friday, November 17, 2017

Sepakat

Kebiasaan anak-anak main air memang perlu trik khusus untuk dihadapi.salah satunya dengan komunikasi produktif.
Pas praktik komprod tadi pagi saya harus menghela nafas panjang mengatur intonasi dan kata yang mau diucap (duh, kayak mau pidato ).
"Nak mandi nya sudah 10 menit lho."
Masih tidak digubris. Tambah greget, saya tarik nafas lagi.
"Mariyah,khadijah, mandinya 3 menit lagi ya." Kataku mengingatkan.
"Iya mi." Jawab mereka serentak.
Setelah menunggu 3menit,
"Nak, sudah 3 menit lho, kran nya dimatikan ya."
"Yah, umiiiii...." kata mariyah.
"Aaaaaaaa." Khadijah ikut merengek.
"Kan tadi sepakat 3 menit sudah selesai mandi nya." Tegas ku.
Mariyah paham langsung keluar kamar mandi diiringi adik nya, tanpa perlawanan lagi. Hahaha 

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Thursday, November 16, 2017

Terimakasih

Beberapa hari setelah paman saya meninggal, orang yang paling saya andalkan untuk memahami keadaan dan perasaan saya adalah pak bojo.
Meskipun ia tak banyak bicara tapi ia segera meng-handle anak-anak saat saya kelelahan.

Lewat 7hari pemakaman, saya masih menangis sendirian. Paman sudah seperti ayah kandung saya. Dan suami pun jadi paham sekali perasaan saya. Karena budhe masih harus melewati iddah, dan tidak memiliki seorang anak kandung pun, akhirnya saya harus pamit pak bojo untuk menemani.
"Bang, maafkan saya. Dalam beberapa bulan ini akan jarang di rumah. Juga pasti akan melalaikan tanggungjawab sebagai istri." Kataku

Ia memeluk ku, "tidak apa, menginap lah 2hari sekali di sana."

Mata ku berkaca-kaca, "terimakasih."



#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Setuju

Mariyah menggoda khadijah dengan menirukan ucapannya.
Dijah marah dan berusaha memukul kakak nya. Segera ku tangkap tangannya menahan pukulan itu.
"Adik sayang kak mariyah ya."

"Kak mariyah..."pandangan ku beralih pada kakak nya.
"Kakak seneng gak kalau ngomong nya ditiru-tiru adik?" Tanyaku.

Ia menggeleng.

Ku usap kepalanya.
"Kak mariyah gak suka ditiru, jadi gak usah godain adik, tiru-tiru ucapannya seperti itu.

Mariyah mengangguk lalu minta maaf pada adik nya.

Pada usia 4-5tahun anak-anak sudah bisa memahami perasaan orang lain dengan baik. Maka sebagai orang tua kita perlu belajar komunikasi produktif lebih baik lagi.


#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Wednesday, November 15, 2017

Minta Maaf

"Pyar " tiba-tiba sebuah gelas jatuh dari tangan mariyah. Aku menghela nafas menahan marah dan melanjutkan makan untuk menghilangkan lapar seharian.
Rasa lelah berhari-hari, sering tak sempat makan, membuat saya banyak uring-uringan.
Mariyah agak takut, beberapa kali ia minta maaf dengan sedih. Aku pun tak segera menjawab, takut lapar menyebabkan emosi meledak.
"Gak papa, kamu hati-hati nanti kalau terluka." Jawabku sambil tetap menikmati makan sore.

Tiba-tiba khadijah berlari melintasi pecahan beling dan membuat kaki kecilnya terluka. Ia menangis, dan ayah menggendong nya menenangkan.
Segera ku cari obat untuk meredakan sakit dan menghentikan darah yang mengalir. 
Sekilas mariyah tampak semakin takut. Ia sesenggukan melihat adiknya kesakitan.

Setelah darah berhenti, aku harus segera membersihkan pecahan gelas itu. Sedang mariyah masih diam-diam menangis.

Ku usap kepalanya, "gakpapa, yang penting kak mariyah hati-hati biar gelasnya tidak pecah dan membuat kakak dan adik terluka."
"Iya Mi." Jawabnya.

Bagi kami (orang tua) melihat anak sudah tau kesalahannya dan mau minta maaf itu sudah cukup. Dan kami pun harus menerima setiap perasaan si kecil agar ia mengerti betapa kami peduli pada nya.


#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Monday, November 13, 2017

Doa si kecil II

Khadijah agak rewel pagi tadi. Ia terus menggaruk lutut kanannya. Sebenarnya tak tampak ada bentol tapi ia mengaku gatal dan bilang itu sakit. Beberapa kali ku usap dengan minyak kayu putih, tapi tetap saja ia menangis.

"Berdoa minta sembuh sama Allah ya dik." Kataku. Lalu ku bimbing ia berdoa,
"Ya Allah semoga kakiku sembuh. Aamiin."

"Ya Allah, kiku embuh, aamiin." Ia menirukan sambil mengusapkan tangannya ke wajah.
Khadijah pun kembali bermain, sembari mengucapkan doa itu berulang-ulang.

Duh, lucu nya anak-anak kecil yang tanpa dosa itu. Ia berdoa sepenuh hati tanpa ragu dalam hati. Sedang kita yg (mengaku) dewasa kerap ragu apa iya doa bisa menyembuhkan, apa benar semua dikabulkan. Dan kita pun kerapkali malas mendengar doa sebagai solusi. 😭






#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Sunday, November 12, 2017

Doa si kecil

Mariyah tiba-tiba merintih kesakitan. Ternyata gusinya  nyeri. Sesekali ku beri minyak kayu putih di leher dan dagu nya. Tapi ia masih merintih dan menangis.

"Nak, masih sangat sakit ya?"

Ia tak menjawab dan hanya menangis.

"Nak, berdoa sama Allah ya. Allah kan yg ngasih sembuh." Kata ku lagi.

"Ya Allah, sembuh ya Allah." Pinta nya dalam doa.

Aku memijit leher dan pundak nya. Lambat laun ia lelah tertidur.


#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Wednesday, November 8, 2017

Teman Istimewa

Ini Zulkifli , atau biasa dipanggil Zul. Dia anak istimewa yang kadang main ke rumah.
Awalnya mariyah takut melihat perbedaan fisik nya, sehingga lari ketakutan kalau ia datang. Sempat mariyah bertanya,
"Ummi, zul kok ngomong nya au, au? (ngomong nya zul kurang jelas)" tanya mariyah.
"Tangannya kok beda?" Lanjut nya lagi.
Saya tersenyum mendengar pertanyaan mariyah dan juga cukup bingung menjelaskan.
"Nak, Zul itu anak istimewa jadi dia punya perbedaan fisik dengan kamu sayang. Tapi zul anak yang baik dan cerdas. Mariyah mau kan temenan sama zul kan?"
Mariyah tak segera menjawab. Mungkin ia bingung dengan jawaban ibu nya.
"Mau jadi teman zul kan?" Tanya saya lagi.
"Iya mi." Jawabnya sambil tersenyum membuat saya lega.
Saya bersyukur melihat mariyah menerima perbedaan zul dan bermain bersama.
Anak-anak memiliki jiwa  bersih dan indah yang kadang ternoda oleh sifat dan sikap orang (yang merasa) dewasa.


#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Monday, November 6, 2017

Belajar berkata lembut

Kemarahan mariyah meledak. Ia membentak adiknya beberapa kali. Segera ku lerai agar tak ada aksi fisik.

Setelah marah saya dan mariyah reda, saya hampiri ia.
"Gusti Allah itu suka dg anak yang bicaranya lembut lho. Nabi muhammad dan Orang-orang juga suka dengan anak yang baik dan lembut." Kata saya bercerita.

"Kanjeng Nabi kalau ngomong lembut mi?" Tanya dia.

"Iya jelas, makanya semua orang suka kanjeng Nabi. Mariyah mau kayak kanjeng Nabi?"

"Iya mi." Sambil tersenyum dan bola mata nya berbinar.

Saya mungkin belum bisa menjadi teladan yang baik. Tapi Nabi Muhammad selalu dan pasti akan bisa menjadi teladan dan inspirasi anak di masa depan.



#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Mendidik anak, mendidik diri

Hanya beberapa kali saya melarang mariyah makan permen. Dengan mudahnya ia mematuhi apa yg saya katakan. Ia hati-hati sekali kalau melihat permen, bertanya dulu apa saya mengizinkan atau tidak.
Berbeda saat saya melarang ia makan coklat. Puluhan kali saya memberi argumen, puluhan kali saya katakan kekhawatiran saya dg kesehatan gigi nya. Tapi tetap saja ia makan coklat dg lahap nya.
Setelah merenung cukup lama, saya sadar sebelum mengajarinya, saya harus belajar. Sebelum melarangnya, saya harus menjauhkan diri dari yg saya larang.
Dan itu lah yg terjadi antara coklat dan permen.
Semenjak saya melarang permen, saya bertekad diri untuk tidak memakan nya. Berbeda dengan coklat. Puluhan kali saya melarang nya, puluhan kali saya memakannya (padahal saya selalu makan saat anak-anak tidur atau pergi agar mereka tidak tau).
Sama hal nya dg permen dan coklat. Keteladanan orang tua dalam hidup anak itu lebih mengena, daripada ucapan kosong belaka. Apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati.
Kita perintah anak sholat, tapi sholat kita sendiri bolong. Mana pantas perintah kita dipatuhi?
Kita larang mereka bohong tapi ratusan kali orang tua bicara bohong. Mana bisa ucapan kita diikuti?
Kita mau nya anak-anak belajar yg rajin biar pintar, sedangkan kita sendiri enggan belajar, enggan mengaji.
Dan masih banyak hal yang kita harapkan dari anak tapi kita lupa bebenah diri.
Kita sebagai orang tua sering tidak sadar bahwa kita bukan hanya tempat anak-anak lahir ke dunia, tapi juga guru dan teladan jiwa mereka.
Maka, mendidik anak harus dimulai dengan mendidik diri sendiri.


Mari belajar lagi, memperbaiki diri.
Aisyah al Hinduwan
Read more

Saturday, November 4, 2017

Sabar sayang

Tadi sore khadijah berebut kipas dg pemiliknya yang usianya sekitar 1th. Meskipun pada akhirnya ia mengalah, tetap saja ia berjalan menghampiri saya dengan menangis sesenggukan.

"Kenapa sayang?"

"Ipas mi (kipas mi)" menunjuk-nunjuk ke arah anak itu.

"Kipas? Punya anak kecil itu?"

"He'e"

"Anaknya ummi pinter, kipasnya dikembalikan ke adik kecil." Puji ku pada khadijah.

Ia mengangguk mengiyakan. Ku peluk lagi agar semakin tenang. 
Anakku belajar kecewa, agar ia tau bahwa semua yg diinginkan nya tak mesti didapatkan.



#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Thursday, November 2, 2017

Kelas Baru "Bunda Sayang"

Tepat 23 oktober 2017 lalu saya berkesempatan masuk kelas bunda sayang batch3 untuk area Jawa Tengah. Karena kuota terbatas, saya bersyukur sekali bisa masuk ke dalam nya dg teman-teman seangkatan jepara dari matrik sjs batch 4.


 alhamdulillah awal november ini kelas sudah aktif lho. Ada materi selama 12 bulan juga 12 games seru (tantangan 10 hari).
Materi nya menarik banget kan??

Gak seperti kelas matrikulasi, games bunsay butuh praktik dan laporan selama minimal 10 hari. Tapi semoga saya bisa nulis 15 hari setiap level tanpa rapel. Lumayan buat ngisi blog biar cantik 😁

Dengan ditemani 2 fasilitator dan 90 ibu hebat, awal november ini kami memulai materi dan game level 1 "komunikasi produktif. "


Ini baru hari pertama, semoga bisa istiqomah hingga 364 hari mendatang.  Menjadi ibu dan istri yang baik. Semangat memperbaiki diri.


Read more

Sepatah Kata Penuh Cinta

Foto ini diambil saat khadijah nangis. Penyebab nya biasa, ia jatuh karena iseng sekali bersandar di dinding sambil goyang-goyang kepala. 🤕
Setelah dipeluk,tangisnya reda. Kemudian saya tanya:
 "Dik sakit ya?" Sambil tersenyum saya membatin (praktik komunikasi produktif dimulai nih, aku harus mengatakan apa yang aku inginkan dengan simple)

"He'e" jawabnya sambil sesenggukan.
"Itu, dug" katanya sambil menirukan suara ia jatuh. Karena baru 2th kosa kata nya masih sedikit, dan kadang bicaranya lebih menunjuk-nunjuk.

"Iya? Jatuh situ?" Tanya ku dg antusias seolah tak tau.
"Hati-hati ya berdiri nya." Ku usap kepalanya yg sakit. Ia pun mengangguk tanda paham dan kembali bermain lagi.

Anak-anak mudah sekali tersenyum dan melupakan rasa sakit. Berbeda dg orang (yang katanya) dewasa, sulit tersenyum, sulit lupa rasa sakit.




#hari1 
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Monday, October 9, 2017

Si Kecil dan Smartphone

Contoh aplikasi parental control yang bisa di download gratis via playstore 

Saya hanya bisa ikut sedih saat melihat ada anak kecil/balita yang nangis dan ngamuk rebutan hp emak bapaknya. Tapi sekaligus bersyukur melihat anak-anakku tak lagi candu hp, maupun tv.

"Jadi anaknya pernah candu tv sama hp mbak?"
"Jelas pernah" jawabku 😁

Sebagai orang yg sedang belajar jadi emak , hal termudah mengalihkan anak-anak rewel adalah dg tv dan hp. Dan si emak bisa selonjoran kaki menghibur diri. 🙈
Tapi apa pengaruh negatifnya?? Tentu teramat sangat banyak. ( pengaruhnya tanya mbah google saja).
sebenarnya tidak ada positifnya membiarkan anak  bermain smartphone, buka-buka yo*tube atau nonton tv seharian. Bahkan mengenalkan yo*tube itu bahaya.
Sering dg tidak sengaja saya lihat konten pornografi dibungkus jadi kartun frozen, mickey mouse, spiderman, dll. (Silahkan bapak sama emak tengok ytube)

dan disisi ini saya benar-benar bersyukur bisa sadar bahwa anak-anak tidak butuh hp dan tv, lalu segera mengatasi nya.

Maka dari itu,Emak, bapak... mumpung anak-anak masih lekat dg kita, mari matikan tv, kurangi dan batasi dulu kalau sudah candu. Aktifkan app parental control (banyak jenisnya di playstore), Ajak bicara dg bahasa dan penjelasan yg mereka pahami. Bersikap Tegas ( bukan marah lho). Dan yg pasti ajak mereka bermain. Karena sebenarnya mereka lebih bahagia menghabiskan waktu bersama kita.


Read more

Sunday, September 17, 2017

Perkembangan Golden Age

Berikut perkembangan yang terjadi pada golden age

1. Perkembangan emosi
Masa anak adalah masa kritis perkembangan emosi. Kematangan emosi akan berpengaruh pada perkembangan pribadi. Ibu harus menyeimbangkan antara emosi yang menyenangkan dan emosi yg tidak menyenangkan.

2. Perkembangan sosial
Memperkenalkan lingkungan sosial ke anak mulai dari keluarga dan masyarakat.

3. Perkembangan moral
Menanamkan moral agama pada anak seperti taqwa. Mengajarkan agar paham norma/tingkah laku yang baik dan jelek.

4. Perkembangan intelegensi
Menstimulasi melalui berbagai kegiatan yang dapat merangsang perkembangan kecerdasannya. Salah satu contoh, membacakan buku.

Anak bukanlah miniatur orang dewasa sehingga perbedaan kecepatan pertumbuhan bagian-bagian tubuh harus dihadapi dengan perlakuan khusus.

Secara garis besar tahap perkembangan anak dalam dua tahun pertama adalah masa bayi sedangkan dari usia 3-5 tahun merupakan masa pra-sekolah. Dalam tahap-tahap perkembangan itu, orang tua seharusnya melakukan stimulasi dini dan memantau perkembangan anak berdasarkan milestone child development yang menyangkut berbagai aspek yang disebutkan.
Tidak lupa asah, asih, asuhnya.

Asah yaitu kebutuhan stimulasi mental yang merupakan cikal bakal proses belajar pendidikan dan pelatihan.

Asih yaitu kebutuhan emosi dan kasih sayang seperti memberi ikatan yang erat serasi selaraa antara ibu dan anak.

Asuh yaitu kebutuhan fisik seperti makanan, kebutuhan dasar, papan, sandang, higienis, rekreasi yang terjaga.
[13/9 09.17] ‪+62 813-2046-8643‬: Dalam ilmu psikologi, tidak ada hal yang secara spesifik menjelaskan tentang golden age, karena setiap tahapan umur anak, unik dan penting. Perkembangan seorang anak/individu itu sendiri dimulai dari sejak kandungan hingga anak beranjak dewasa dan lansia. Jika mengalami hambatan/permasalahan (di usia mana pun), maka kemungkinan akan memunculkan permasalahan perkembangan selanjutnya.

Peran orang tua dalam memanfaatkan fase emas ini agar tidak terlewati, berikut tipsnya:

1. Memperhatikan anak pada usia 0-1 tahun.
 Pada tahap ini bayi di anjurkan untuk mendapatkan asupan gizi terbaik dan tentunya dianjurkan pemberian ASI. Pada fase ini pula orang tua dapat mempersiapkan pembelajaran bagi anak pada tahap selanjutnya

2. Memberikan stimulasi yang tepat sesuai kebutuhan dan tahap usianya.
Misalnya pada masa ini dikenalkan pada indra pendengaran dengan cara bercerita, indra penglihatan dengan cara bermain , dikenalkan dengan objek yang akan merangsang motorik halus dan kasar sang anak.

3. Tingkat perkembangan anak berbeda-beda maka orang tua tidak perlu memaksakan jika anak tidak mampu.
Jangan memaksakan anak untuk melalukan hal yang membuat anak tersebut stress. Orang tua perlu bijak dan sabar dalam mengamati perkembangan anak serta selalu berikan pujian pada anak di setiap perkembangannya.

4. Jangan mengekang anak
Bebaskan anak untuk memilih bakat dan minat yang dia mau asalkan tetap aman dan dalam pengawasan orang tua. Berikanlah pengalaman yang bermanfaat bagi anak, memberikan pendidikan, stimulasi, dengan maksimal dan mengenalkan berbagai aktivitas yang diminati oleh anak.

(WAG optimasi usia emas si kecil 13Se)
Read more

Apa itu Pertumbuhan? Apa itu Perkembangan?

Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, dapat diukur, dan terjadi secara fisik. Pertumbuhan si Kecil dapat dipantau melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan ukuran lainnya sesuai usia dengan standarisasi alat ukur tertentu.

Sedangkan perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya si Kecil dapat berjalan atau berbicara. Perkembangan dapat diamati dari cara ia bermain, belajar, berbicara, dan bersikap.

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi jenis kelamin, perbedaan ras, usia, genetik, dan kromosom.

Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis.                      

Stimulasi jaringan otak sangat penting selama periode emas si Kecil. Stimulasi yang kurang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan otak, penyimpangan tumbuh kembang, bahkan gangguan perkembangan yang menetap.

Berikut detail tahapan stimulasi sesuai usia si Kecil :

o Usia 0 - 4 Bulan
Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang. Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat oleh si Kecil. Ajak si Kecil tersenyum, bicara, dan mendengarkan musik.

o Usia 4-6 Bulan
Sering tengkurapkan si Kecil. Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di depan matanya. Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian. Beri mainan benda yang besar dan berwarna.

o Usia 6-12 Bulan
Ajari si Kecil untuk duduk, ajak main ci-luk-ba, ajari memegang dan makan biskuit, ajari memegang benda kecil dengan 2 jari, aari berdiri dan berjalan dengan berpegangan, ajak bicara sesering mungkin, latih mengucapkan ma.. ma.. pa.. pa, beri mainan yang aman dipukul-pukul.

o Usia 1 - 2 Tahun
Ajari berjalan di undakan/tangga, ajak membersihkan meja dan menyapu, ajak membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas, ajari menyebut bagian tubuhnya, bacakan cerita anak, ajak bernyanyi, ajak bermain.

o Usia 2 - 3 Tahun
Ajari berpakaian sendiri, ajak melihat buku bergambar, bacakan cerita anak, ajari makan di piringnya sendiri, ajari cuci tangan, ajari buang air besar dan kecil di tempatnya

o Usia 3 - 5 Tahun
Minta si Kecil menceritakan apa yang ia lakukan, dengarkan ia ketika bicara, jika ia gagap, ajari bicara pelan-pelan, awasi si Kecil ketika mencoba hal-hal baru.
Read more

Golden Age

Golden Age: 5 Tahun Pertama yang Menakjubkan

Buah hati merupakan kado terindah yang Tuhan berikan kepada orang tua sebagai amanah yang harus dijaga.
Orang tua tentunya memiliki harapan agar kelak sang buah hati dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka dari itu orang tua harus memperhatikan tumbuh kembang anak dari sejak dalam kandungan hingga lahir.

Orang tua jangan merasa puas dengan pertumbuhan fisik saja karena selain pertumbuhan berat dan tinggi badan, orang tua juga harus memperhatikan perkembangan motorik halus dan motorik kasar, kognitif, berbicara, dan perilaku sosial.

Dalam perkembangan anak kita kenal sebagai Golden Age Period.

Golden Age Periode 

Apa itu Golden Age Period?

Istilah ini merupakan fase emas atau fase penting dalam perkembangan anak.
Masa tahun-tahun pertama kehidupan disebut Golden Age atau masa awal perkembangan anak. Ada beberapa pendapat yg berbeda dalam menyebutkan masa golden age, tetapi penulis mengambil dari pendapat mayoritas ahli, yaitu 5 tahun pertama kehidupan (usia 0-5 tahun).

Dua tahun pertama melihat bagaimana berat dan tingginya, karena berat dan tinggi pada anak terutama usia sedang tumbuh merefleksikan nutrisi. Namun tidak banyak masyarakat yang peduli, salah satunya dengan masalah balita pendek atau berat badan berlebih. Oleh karena itu WHO menganjurkan kejar golden period 2 tahun pertama (golden period pertumbuhan), karena ketika seorang anak memiliki masalah pertumbuhan dan terdeteksi setelah critical period (2 tahun untuk pertumbuhan) maka akan lebih sulit untuk melakukan catch up.

Pada Usia 3-5 tahun, kurang lebih 80% perkembangan otak manusia berada dalam periode ini. Pada masa ini, kemampuan otak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Anak bisa mempelajari berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaan-kebiasaan yang akan berpengaruh pada masa-masa kehidupan selanjutnya, juga memperoleh konsep-konsep dasar untuk memahami diri dan lingkungan sekitar.

Dari sudut pandang ilmu kedokteran menyatakan bahwa kecerdasan bisa disiapkan, faktor utamanya adalah nutrisi dan stimulasi.

Golden age period merupakan periode yang sangat sensitif terhadap perubahan yang positif maupun negatif, semua bergantung pada terpenuhinya kebutuhan untuk tumbuh kembang otak atau tidak.

Pada proses stimulasi, positif artinya apabila kebutuhan untuk tumbuh kembang otak terpenuhi maka akan terbentuk jaras-jaras yang optimal. Jaras merupakan sambungan antar sel-sel saraf yang satu dengan yang lainnya, dan merupakan salah satu penentu kualitas kecerdasan anak.
Semakin optimal jaras yang terbentuk, maka akan semakin optimal kualitas kecerdasan seorang anak.

Untuk paparan negatif seperti bentakan, ternyata tidak berpengaruh pada jaringan saraf anak (secara medis), apalagi sampai terputusnya jaringan saraf pada masa tumbuh kembang anak.  Namun, tentu ini bukan alasan untuk kita bisa membentak anak ya Ayah Bunda 😘

Segala bentuk informasi yang diterimanya pada usia ini akan mempunyai dampak di kemudian hari. Perkembangan Intelligence Quotientnya (IQ) mencapai 50%, sehingga orang tua memiliki peran besar dalam mendidik dan mengembangkan potensi serta kecerdasan si Kecil.
Sejak lahir, orang tua dapat mengoptimalkan perkembangan dengan memberikan ASI ekslusif. Selain untuk kebutuhan pertumbuhan fisik bayi, saat pemberian ASI, Ibu juga memberikan pemenuhan kebutuhan psikis seperti rasa aman, nyaman, dan memunculkan trust pada bayi.
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat juga membuat masa emas anak semakin optimal.

Menurut para ahli, ASI eksklusif selama enam bulan pertama masa hidupnya merupakan nutrisi terbaik bagi anak, karena ASI mengandung gizi yang sangat lengkap bagi pertumbuhan anak.

Setelah melewati fase pemberian ASI, yaitu di atas dua tahun, orang tua harus menjaga agar nutrisi anak terpenuhi. Caranya adalah dengan memberikan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam komposisi yang seimbang.

 Untuk faktor nutrisi, zat besi merupakan salah satu contoh zat yang memiliki pengaruh penting dalam tumbuh kembang anak pada masa golden age dan juga berpengaruh pada pembentukan kognitif masa depan anak.
Perkembangan selanjutnya hingga anak berusia 2 tahun, pengoptimalan juga dapat menggunakan stimulasi yang bersifat sensoris-motorik yaitu melibatkan indera seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan kegiatan-kegiatan yang melibatkan motorik seperti berlari, memanjat, dan lain-lain.

(WAG Optimasi Usia Emas Si Kecil, 13 Sept 2017)

Read more

Sunday, August 20, 2017

Doa Untuk Kesembuhan

IJAZAH BACAAN UNTUK KESEMBUHAN SEGALA PENYAKIT
.
Dibawah ini adalah bacaan yang diijazahkan oleh Syaikh Abdul Hadi al-Kharsah, ulama besar asal Syria, untuk kesembuhan segala penyakit dengan izin Allah.
.
Beliau berkata: saya tidak pernah membacakan bacaan ini untuk orang sakit kecuali disembuhkan dari penyakitnya dg izin Allah.
.
Bacaan tersebut adalah:
(أقسمت عليك أيتها العلة بعزة عزة الله، وبعظمة عظمة الله، وبجلال جلال الله، وبقدرة قدرة الله، وبسلطان سلطان الله، وبلا إله إلا الله، وبما جرى به القلم من عند الله، وبلا حول ولا قوة إلا بالله إلا انصرفت).
.
AQSAMTU 'ALAIKI AYYATUHAL 'ILLATU BI 'IZZATI 'IZZATILLĀH, WA BI 'AZHOMATI AZHOMATILLĀH, WA BI JALĀLI JALĀLILLĀH, WA BI QUDROTI QUDROTILLĀH, WA BI SULTHÔNI SULTHÔNILLĀH, WA BI LĀ ILĀHA ILLALLĀH, WA BI MĀ JARÔ BIHIL QOLAMU MIN 'INDILLĀH, WA BI LĀ HAULA WA LĀ QUWWATA ILLĀ BILLĀHI ILLANSHOROFTI
.
.
Syaikh Abdul Hadi al-Kharsah mengijazahkan bacaan ini untuk semua muslimin dan muslimat pada hari sabtu 13 Mei 2017 via grup WA Ahlu adz-Dzikr dibawah asuhan beliau sendiri.
.
Beliau juga mencantumkan komentar Imam Ad-Damiri dalam kitab Hayat al-Hayawat tentang bacaan diatas:
قال الدميري في حياة الحيوان: روى ابن بشكوال، في كتاب المستغيثين بالله عز وجل، عن عبد الله بن المبارك المجمع على دينه وعلمه وورعه، أنه قال: خرجت إلى الجهاد ومعي فرس، فبينما أنا في بعض الطريق إذ صرع الفرس، فمر بي رجل حسن الوجه طيب الرائحة، فقال: أتحب أن تركب kفرسك. قلت: نعم. فوضع يده على جبهة الفرس حتى انتهى إلى مؤخره، وقال: أقسمت عليك أيتها العلة بعزة عزة الله، وبعظمة عظمة الله، وبجلال جلال الله، وبقدرة قدرة الله، وبسلطان سلطان الله، وبلا إله إلا الله، وبما جرى به القلم من عند الله، وبلا حول ولا قوة إلا بالله إلا انصرفت. قال: فانتفض الفرس وقام، فأخذ الرجل بركابي وقال: اركب، فركبت ولحقت بأصحابي، فلما كان من غداة غد وظهرنا على العدو فإذا هو بين أيدينا، فقلت: ألست صاحبي بالأمس؟ قال: بلى. فقلت: سألتك بالله من أنت؟ فوثب قائماً، فاهتزت الأرض تحته خضراء، فإذا هو الخضر عليه السلام. قال ابن المبارك رضي الله تعالى عنه: فما قلت هذه الكلمات على عليل إلا شفي بإذن الله تعالى. اهـ.
.
.
Dishare oleh: Ibnu ad-Dimaky
Read more

Santri Usia Dini

Tiga hari menjelang ramadhan saya ke dokter untuk memastikan tidak ada gangguan saat puasa nanti. Si abang (suami) yang bosan menunggu antrean keluar sebentar mencari bakso. Sebuah pemandangan tak menyenangkan ia temui. seorang anak yg menangis di pelukan ibu nya, merengek ingin pulang. sedang ayah nya membentak nya marah, menekannya untuk tetap bertahan di pesantren. Abang tau ia bukan siapa-siapa, hanya penonton yg ikut terluka.
Aku bisa merasakan betapa geram nya suamiku. Ia juga seorang ayah. Tak sampai hati melihat anak yg belum akil baligh itu dipaksa nyantri hanya karena ambisi orang tua nya.
Pikiranku melayang pada beberapa tahun silam saat mantan penyanyi cilik "tasya kamila" bercerita bagaimana anak-anak yang dipaksa mengikuti audisi menyanyi oleh orang tua nya, ada yg dicubit, dimarahi, agar berusaha keras untuk menang.
Apa yg sama disini?
Dulu audisi menyanyi, sekarang audisi hafidz cilik, dai cilik.
Para orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya sedini mungkin di pesantren. Sampai lupa anak-anak masih butuh perhatian mereka. Mereka seenaknya sendiri ingin anaknya jadi santri sukses, tapi tak mau tau proses yg anak-anak alami di pesantren. Jika gagal, tinggal kambing hitam kan saja pesantren nya, marahi saja anak nya. Beres !
Orang tua yg hanya terpaku pada hasil yg mulus, sukses yg instant, lalu ambisi terkenal mereka terpenuhi.
Mereka tidak tau bahwa anak2 hebat yg mereka lihat adalah hasil ikhtiar ayah ibu yg luarbiasa.  Dari sebelum hamil, ada ayah ibu yg tak berhenti berdoa, saat hamil pun khatam al quran berkali-kali. Juga menjaga diri dari makanan yg sumbernya haram. Dan banyak ikhtiar lain agar lahir anak yg lahir sholih , alim.
Lalu apa yg sudah kita lakukan agar memiliki anak hebat semacam itu?
Mencubit, memarahi, memukul, dan menyakiti dg lisan kita?
Mari sadar lah.... perbaiki diri sendiri jika ingin anak kita tumbuh dg baik. Kalau kita bisa memaksa anak belajar, maka kita juga harus belajar menjadi orang tua yang baik. Kita adalah tempat tumbuh anak-anak. Teladan yang mereka cintai. Kita juga lah pendidik pertama, pembangun karakter, peletak pondasi agama.
Jangan biarkan mereka menjadi santri cilik yg tertekan.
Kita lah yg harus memperbaiki diri agar menjadi orang tua teladan.
(Aisyah dan suami yg sedang prihatin)
Jepara, 2 Juni 2017

Read more

Saturday, August 19, 2017

Sekolah atau di rumah??

"Anak nya gak sekolah?" Tanya seorang yg berkunjung ke rumah tadi pagi.
"Gak" jawab suamiku singkat.
"Umur berapa?" Tanya nya lagi.
"4th"
"Kok bisa?"
?!?!?!

Entah itu sudah pertanyaan ke berapa yg mampir kalau lihat mariah di rumah. Kok lama2  aku merasa ada yg aneh. Ternyata disekitar rumah anak seusianya sekolah semua sebelum 4th.
Ingatan ku kembali beberapa tahun silam sebelum menikah, bagaimana ibu-ibu bergunjing melihat anak-anak yg sekolah dini. Berbagai komentar negatif keluar. Tapi setelah beberapa tahun punya anak, ternyata masyarakat berubah. Banyak anak-anak sudah sekolah sejak usia 3th. Dan melihat aneh pada anakku yg tidak ikut-ikutan sekolah.

Kadang ingin menjawab pandangan tidak menyenangkan mereka, bahwa yg nama nya belajar/ mencari ilmu tidak harus lewat sekolah. Belajar sholat, Belajar mengurus rumah, bermain dg alat seadanya, belajar menghormati orang lain,itu juga bagian dari belajar.
Karena belajar tak melulu soal huruf dan angka.
Anak mulai bertanya banyak hal dan berulang-ulang,  mau berusaha menaruh piring dan baju kotor pada tempatnya, membantu ibu nya memasak atau menyapu sebisanya, itu juga bagian dari belajar.

Sebenarnya belajar lewat sekolah ataupun tidak, yg penting anak-anak selalu bahagia dan menikmati setiap proses belajar nya.

Read more