Saya sebenarnya tidak tertarik dengan buku ini. Hanya saja insting bakul saya muncul saat melihat penjualan yang besar. Hal itu menggelitik rasa keingintahuan terhadap isinya. Meskipun biasanya buku motivasi ya isinya terlalu mbulet untuk dicerna. Saya paksakan diri membacanya. Sebenarnya belum selesai dibaca saat tulisan ini dibuat. Baru sampai bab pertama, dan sudah membuat saya ingin tertawa.
Rasanya aneh saat kita diminta untuk "Jangan Berusaha". Padahal kita hidup ya ingin menjadi atau melakukan sesuatu. Tapi sebenarnya penulis hendak mengajak kita menerima diri sendiri, agar tidak terbebani dan menjadi orang lain. Apalagi di masa kini tekanan untuk menjadi orang lain sangat besar. Bukan hanya berasal dari orang sekitar. Bahkan dari media elektronik yang kita miliki. Sehingga kita selalu merasa kurang,selalu merasa tidak puas.
Saya tidak bisa membahas banyak isi buku ini. Karena seperti yang saya bilang, buku motivasi itu njlimet untuk dibaca. Jadi saya belum bisa melahap semua isinya. Satu-satunya buku dengan tema serupa yang pernah tuntas saya baca hanya milik Dale Carnegie. Kalau tidak salah judulnya How influence people. Entah kenapa saat itu saya doyan. Mungkin pada masa itu saya tau sakitnya dibully dan diabaikan. Makanya ingin bisa mempengaruhi orang lain, Ingin disukai. Tapi dari semua pembahasannya pun saya cuma ingat satu hal. Salah satu cara menguasai lawan bicara kita adalah mengingat nama mereka. Dan saya buruk sekali dalam hal itu.
Kembali pada karya best seller Mark Manson. Saya belum bisa mengulas apapun. Hanya menyarankan jika kamu merasa sering terbebani dengan standar orang lain seperti cantik yang begini, kaya dengan memiliki ini, atau segala hal yang membuat kamu merasa rendah diri, buku ini mungkin bisa menjadi pilihan. Tapi kamu mesti baca dengan tenang untuk benar-benar memahami isinya. Apalagi Mark sendiri membuat cerita dengan latar kehidupan sosial di sana yang tentu berbeda dengan kehidupan di sini. Belum lagi karena ini buku terjemahan, ada beberapa kalimat yang kerap tidak enak dibaca. Tapi sekilas buku ini bagus untuk dimiliki. Apalagi kita diserang virus latah. Juga media sosial yang sibuk dengan pamer. Paling tidak buku ini bisa mengalihkan diri dari postingan orang yang tidak bermanfaat.
0 komentar