Sunday, February 11, 2018

Tentang Rizki

ومن يتق الله يجعل له مخرجا  . ويرزقه من حيث لا يحتسب . و من يتوكل على الله فهو حسبه
Artinya:”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya (Ath Thalaq : 2,3)

Ini ayat ampuh yang kerap dibunyikan abah saat saya di pesantren agar nerimo dikasih sangu mepet. Haha

Sejenak saya tergelak memikirkan rentetan kejadian hari ini. Setelah berpusing -pusing ria memikirkan anak orang, tiba-tiba ada yang memikirkan (rizki) saya.

Jadi ingat status facebook emak-emak yang dibully karena membuat rincian pengeluaran yang sangat minim (bagi sebagian orang ) sedangkan pemasukan 2,5 juta.
Ada beberapa komentar yang nyinyir dan tak setuju. Salah satu nya bilang "gula 1kg/bulan? Gula nya mungkin dijilat."

Duh, kalau saya yg nulis rincian, mungkin banyak yang lebih nyinyir. misal nya, gula bagi saya masuk dalam dana darurat.

Kok bisa? emang gak minum kopi, teh atau masak? Ya iyalah bisa.
Kadang dapat dari tetangga, dari teman, atau dikasih ibu, budhe tepat saat hampir habis. Dan itu salah satu rizki dari arah yang tak disangka-sangka.

Ada yang lagi yang komentar soal pospak. Itu juga bagi saya dana darurat. Karena dari anak pertama, saya memilih clodi /popok kain. Sehingga sampai anak kedua pun pemakaian pospak hanya saat clodi belum kering.
Dan masih banyak contoh lainnya yang tak perlu ditulis. Karena tentu apa yang saya butuhkan tak sama dengan orang lain.

Dan Maha Benar Allah yang pasti mencukupi kebutuhan kita. Sehingga apa perlu membandingkan kebutuhan hidup kita dengan orang lain?

Ini kebutuhan lho, bukan keinginan yang jumlahnya tak terbatas.

Kembali ke orang yang memikirkan rizki saya.
Ia memberikan saran untuk usaha ini itu, juga membuat tabungan karena tak ada yang tau kapan umur berakhir. Dia terheran, apa cukup jualan buku dengan stock yang tak banyak dan (menurut dia) tak menarik. Sambil membandingkan dirinya yang punya banyak kesiapan menghadapi masa depan.

Saya melongo dibandingkan dan dikhawatirkan oleh teman sendiri.
Kemudian tertawa karena sudut pandang kami tentang rizki berbeda.

Bagi saya, rizki itu sudah dijamin, dan ilmu lah yang wajib dicari.
Jadi kenapa mesti khawatir kekurangan harta (dunia) ?
Sambil mengamini kalimat pak bojo tempo hari.
"Dunia itu berpindah-pindah, tak perlu lah memasukkannya dalam hati"
( ah, sebenarnya itu kalimat sindiran karena saya pengen hape baru) haha.

Load disqus comments

0 komentar