Saturday, February 17, 2018

Jalan-jalan pagi


Mengatasi jenuh dan bosan di  rumah juga bisa dengan jalan-jalan. Mumpung abi nya ada tugas mengantar orang pagi-pagi ke kudus. Jadi lah kedua bocil ku turut serta. Sekalian menghibur diri pikirku.
Sepanjang perjalanan Mariyah menengok jendela. Dengan bersemangat ia bertanya tentang pohon yang bergerak, gunung yang nampak dari jauh.Juga bertanya kenapa ada lampu merah.


#hari_10
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional
Read more

Balon


Menengok mbah salmah nya anak-anak adalah kegiatan rutin an. Sampai kadang mariyah mengeluh bosan karena memang di tempat beliau sepi tanpa ada suara anak-anak lain, ataupun sekedar televisi. Apalagi setelah mbah kakung meninggal november kemaren. Saya mengerti mariyah dan khadijah tak nyaman.
 pada awalnya mereka begitu semangat berangkat, tapi akhirnya timbul ogah-ogahan. Meskipun kadang saya beri jarak 2 hari tak berkunjung agar anak-anak tak jenuh, tapi tetap saja mereka enggan berangkat. mungkin mereka tak nyaman karena sepi.
Sebagai rasa terimakasih karena kesediaan mereka menemani mbah, saya belikan beberapa balon untuk menghibur bosan.
Balon-balon warna itu mereka tempel dengan isolasi sehingga menggantung di dalam rumah, sambil belajar warna merah, hijau, pink, biru.


#hari_9
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional
Read more

Mengenali Wajah


Seringkali Mariyah protes kenapa ia tak diajak ke acara pernikahan abi ummi nya. Piye ngajak mariyah, umi wae lagi dadi penganten, batin saya dalam hati. Haha 

Dibolak-balik tiap halaman sambil berceloteh.
"Mariyah mana? Kok gak ikut."
Entah berapa kali mesti ku jawab sama,
"Mariyah belum lahir."
"Kok foto pengantin ada anak kecil?"
"Mereka kan foto ikut ibu nya, sayang."
"Kalau Mariyah sudah lahir juga ikut foto pengantin?"
Sambil cekikikan dalam hati. Di iya kan saja. Haha.
Satu persatu wajah di foto itu diamati nya. Ada simbah, buyut, jiddah, datuk, uwak, dan ami, tamu-tamu dan teman-teman ku. Ia tetap tanyakan siapa pemilik wajah itu meskipun sudah puluhan kali dijawab.

"Ummi temen nya banyak ya. Temen sekolah?"
"Teman mondok sayang."
"Kak Mariyah juga nanti mondok. Punya banyak teman."
"Mbak kumir mana mi?" Tanya dia lagi.
Saya tunjukkan pemilik foto itu. Kumir (khumairoh) adik kelas dan satu pesantren dengan saya. Ia kerap datang ke rumah sehingga Mariyah hafal dan merasa senang setiap bertemu. Ada lagi mbak laily yang sering ia tanyakan foto nya dalam album pun sering menengok mariyah di rumah. Ia amati pemilik wajah itu, sambil mengingat mereka saat berkunjung di sini.




#hari_8
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional


Read more

Payung Besar

Cuaca terang setelah hujan seminggu. Dengan riang nya Mariyah berlarian di sekitar rumah.
"Alhamdulillah gak hujan ya Allah." Kata nya menengadah kan kedua tangan. Khadijah yang masih suka mengikuti kakak nya itu pun berujar sama "Alhamdulillah " dengan cadel nya yang khas. Dalam cuaca apapun sebenarnya mereka gembira, hanya saja saat hujan ummi nya lebih suka selimutan atau ngurus jemuran di rumah. Tampak nya itu menjadi sebab anak-anak berdoa agar tidak hujan.

"Ummi, aku pinjam payung ya?" Pinta Mariyah setelah puas berlarian di belakang rumah.
"Kan gak hujan nak." Elak ku.
"Aku kan pengen payungan sambil naik sepeda." Kata nya lagi.
"Emang kuat angkat? Payung nya besar lho."
"Bisa. Kak Mariyah kan kuat."

Aku tertawa mendengar nya. Ih, ini anak selalu gemesin emak nya.
Dan ia pun membuka payung itu sendiri. Memakai nya dengan hati-hati.
"Ummi, payung nya cantik." dipakai nya hampir menutup seluruh badan. Tak ketinggalan Khadijah pun mengikuti kakak nya.


#hari_7
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional
Read more

Monday, February 12, 2018

Munculnya Pelangi

Masih tentang hujan. Mariyah mondar mandir menunggu hujan reda. Lalu mengulang doa yang diikuti Khadijah.

"Ya Allah, semoga hujan nya berhenti."

Setelah seminggu hujan enggan berhenti, Mariyah dan Dijah mungkin bosan berada di rumah. Mereka ingin segera pergi ke rumah nenek-nenek nya. Tapi apalah daya, hujan semakin deras. Mariyah berlari menghampiri saya di rumah, mengeluh.

"Ummi, kak mariyah sudah berdoa. Kok masih hujan ?"
"Tidak semua doa langsung dikabulkan sayang, mungkin kak Mariyah harus berdoa terus menerus."
"Sudah kok." Sanggah nya.
"Kalau gitu, doa nya diganti. Saat hujan kita berdoa, Allahumma shayyiban nafi'a." Lantun saya yang diikuti oleh anak-anak.

Karena tak tega akhirnya saya paksakan diri mengajak abi nya pergi menemani anak-anak keluar di tengah hujan. Mariyah menyambut gembira. Khadijah pun turut berlarian mengambil jilbab untuk dikenakan.

Sesampainya di rumah jiddah (nenek), hujan malah mulai reda. Hanya berjarak beberapa menit saja karena rumah kami memang tak begitu jauh.
Lah, tau gini mending nunggu bentar. 

Tiba-tiba mata Mariyah berbinar, dengan sumringah memanggil saya dari dekat jendela.

"Ummi... Ummi... Ada pelangi. Cantik ya mi, warna-warni."
 Saya tersenyum mengiyakan.

"Ummi, pelangi kok muncul setelah hujan?" sambung nya lagi.

Sambil menelan ludah, otak saya mencerna jawaban yang bisa diberikan.

"Jadi, saat hujan nya tinggal sedikit/ gerimis, dan matahari bersinar, maka cahaya matahari yang menembus hujan dibiaskan/ dibelokkan sehingga kelihatan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu."
Duh jawaban sebisa nya nih. Mariyah hanya manggut-manggut, entah paham atau tidak.

#hari_6
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional

Read more

Sunday, February 11, 2018

Tentang Rizki

ومن يتق الله يجعل له مخرجا  . ويرزقه من حيث لا يحتسب . و من يتوكل على الله فهو حسبه
Artinya:”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya (Ath Thalaq : 2,3)

Ini ayat ampuh yang kerap dibunyikan abah saat saya di pesantren agar nerimo dikasih sangu mepet. Haha

Sejenak saya tergelak memikirkan rentetan kejadian hari ini. Setelah berpusing -pusing ria memikirkan anak orang, tiba-tiba ada yang memikirkan (rizki) saya.

Jadi ingat status facebook emak-emak yang dibully karena membuat rincian pengeluaran yang sangat minim (bagi sebagian orang ) sedangkan pemasukan 2,5 juta.
Ada beberapa komentar yang nyinyir dan tak setuju. Salah satu nya bilang "gula 1kg/bulan? Gula nya mungkin dijilat."

Duh, kalau saya yg nulis rincian, mungkin banyak yang lebih nyinyir. misal nya, gula bagi saya masuk dalam dana darurat.

Kok bisa? emang gak minum kopi, teh atau masak? Ya iyalah bisa.
Kadang dapat dari tetangga, dari teman, atau dikasih ibu, budhe tepat saat hampir habis. Dan itu salah satu rizki dari arah yang tak disangka-sangka.

Ada yang lagi yang komentar soal pospak. Itu juga bagi saya dana darurat. Karena dari anak pertama, saya memilih clodi /popok kain. Sehingga sampai anak kedua pun pemakaian pospak hanya saat clodi belum kering.
Dan masih banyak contoh lainnya yang tak perlu ditulis. Karena tentu apa yang saya butuhkan tak sama dengan orang lain.

Dan Maha Benar Allah yang pasti mencukupi kebutuhan kita. Sehingga apa perlu membandingkan kebutuhan hidup kita dengan orang lain?

Ini kebutuhan lho, bukan keinginan yang jumlahnya tak terbatas.

Kembali ke orang yang memikirkan rizki saya.
Ia memberikan saran untuk usaha ini itu, juga membuat tabungan karena tak ada yang tau kapan umur berakhir. Dia terheran, apa cukup jualan buku dengan stock yang tak banyak dan (menurut dia) tak menarik. Sambil membandingkan dirinya yang punya banyak kesiapan menghadapi masa depan.

Saya melongo dibandingkan dan dikhawatirkan oleh teman sendiri.
Kemudian tertawa karena sudut pandang kami tentang rizki berbeda.

Bagi saya, rizki itu sudah dijamin, dan ilmu lah yang wajib dicari.
Jadi kenapa mesti khawatir kekurangan harta (dunia) ?
Sambil mengamini kalimat pak bojo tempo hari.
"Dunia itu berpindah-pindah, tak perlu lah memasukkannya dalam hati"
( ah, sebenarnya itu kalimat sindiran karena saya pengen hape baru) haha.

Read more

Tuesday, February 6, 2018

Suara Hujan

Beberapa hari hujan tak berhenti. Hanya mereda sebentar menjadi gerimis. Cuaca dingin begini apalagi yang lebih ni'mat daripada menarik selimut menutup badan. Tapi itu ni'mat versi emak ini. Haha.
Anak-anak sesekali menengadahkan tangan menyentuh air hujan. Lalu berlarian di depan rumah mandi hujan.

"Ummi, kak Mariyah hujan-hujan ya?" Pinta ia dengan baju yang basah. Tiba-tiba khadijah pun menirukan kalimat kakaknya.

Lah mau dilarang, tapi sudah terlanjur basah. Hadeh...

"Iya, tapi cuma 10 menit ya."

"Yeeeee..." sorak mereka berdua lalu berlari kemudian.

Lewat 10 menit, mereka pun mandi membersihkan diri.

"Ummi, hujan kayak orang nangis ya?" Tanya Mariyah.

"Iya kah?" Jawab saya sembari mengganti baju mereka.

"He'em... Suaranya hu..hu..hu." sambil menirukan wajah yang menangis

Saya tersenyum, bertanya;
"Kalau petir kayak apa kak?"

"Kayak balon meletus. Dorrr..."

Aku tergelak, mengiyakan.

Hasil pengamatan hari ini:
- mengamati suara (auditori)
- mengimajinasikan benda (visual)


#hari_5
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional

Read more

Fokus

Mengamati gaya belajar anak itu gampang -gampang susah. Belum lagi menuliskan narasi nya yang kadang ketiduran, lupa, dsb. Meskipun begitu tantangan ini tetap berjalan. Dan sebenarnya asyik juga bisa menemukan momen-momen yang mengejutkan dari si kecil.

Kembali ke poin utama. Kemaren dalam 15 menit saya agak heran tak mendengar suara mariyah yang bernyanyi. Kok tumben sepi. Ternyata ia ada di depan meja mengamati gambar pada buku. Memang buku yang kami sediakan semua nya bergambar. Tapi tampaknya ia sangat asyik. Meski sudah saya panggil berulang-ulang, ia tak terganggu ataupun menoleh menjawab.

Saya jadi ingat checklist Visual "tak terganggu suara". Saat fokus mengerjakan sesuatu, ia seperti tak mendengar suara apapun. Itu sangat berbeda dengan emak nya ini. Saya yang auditori akan bingung dan lupa kalau saat sedang berfikir diajak bicara atau mendengar suara ribut.



#hari_4
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional
Read more

Sunday, February 4, 2018

Bicara Cepat

Saya sangat berterimakasih sekali kepada teman-teman di kelas bunda sayang, karena pelajaran, ilmu yang di dapat selama satu kelas dengan mereka. Terkhusus untuk mbak Yunita. Betapa banyak bantuan yang saya dapat dari nya, salah satu nya adalah checklist yang memudahkan tugas pengamatan hari ini.

Hampir seluruh poin gaya belajar visual cocok dengan Mariyah. Salah satu yang saya lihat adalah cara bicaranya yang amat cepat.
Saya harus seksama mendengarkan Mariyah bicara dan bercerita, apalagi emak nya ini memang auditori.
Penyusunan kata nya juga  masih acak kadang  membuat orang lain sulit memahami apa yang ia bicarakan. Jadi seringkali ia mudah kesal karena orang yang diajak bicara tak paham ucapan nya.

Untuk mengantisipasi cara bicaranya, saya meminta ia beberapa kali mengambil nafas dalam-dalam terutama saat ia terburu-buru. Dan alhamdulillah itu sangat membantu.




#hari_3
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional

Read more

Friday, February 2, 2018

Suka Musik

Masih dalam pengamatan gaya belajar. Salah satu poin dari gaya belajar visual adalah suka dengan musik.Dan itu sangat cocok dengan Mariyah.
Sejak ia masih belum berjalan memang sudah ada tanda bahwa ia suka musik. Sesekali kepala nya mengangguk-angguk sambil mendengarkan musik di film atau iklan. Tapi saya  menganggap mariyah hanya meniru apa yang dilihat.

Setelah ia semakin besar, ternyata mariyah sudah banyak hafal sholawatan yang ia dengar bersama abi nya. Bahkan kadang menirukan nenek nya yang melantunkan "la ilaha illallah muhammadur rosulullah" sambil menggendong boneka (bayi nya) agar segera terlelap.

Dan tak hanya meniru sholawatan atau lagu-lagu, kadang ia meng-irama-kan ucapan nya atau menyanyikan lagu karangan ia sendiri.
Begitupun di siang tadi. Pelan-pelan ia nembang syair jawa;
"Kanjeng Nabi lahire wonten ing makkah.
Dinten isnen 12 maulud tahun gajah.
Ingkang ibu asmane siti aminah.
Ingkang romo asmane sayid Abdullah.
Allahumma sholli ala muhammad. Ya Rabby sholly alaihi wa sallim."

Berdendang sembari belajar sirah Nabi.




#hari_2
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional

Read more

Thursday, February 1, 2018

Bertanya Secara Detil

Menemani anak-anak belajar, membuat kami sebagai orang tua sadar bahwa mereka belajar lebih banyak dibanding kami.
Kesimpulan itu saya dapatkan karena Mariyah selalu bertanya hal-hal yang membuat saya juga penasaran. Sehingga rasa ingin tau mereka memaksa saya belajar.
Setelah menemukan jawabannya pun tidak serta merta bisa saya jelaskan. Harus ada proses olah kata agar mereka paham.

Dari pertanyaan Mariyah pun saya jadi menemukan gaya belajarnya, yaitu 'Visual'. Seperti kejadian siang tadi, ia bertanya :

"Ummi, kenapa tiba-tiba matahari nya nggak kelihatan?"

"Karena Allah menciptakan awan yang berkumpul di langit sehingga menghalangi cahaya matahari. Apalagi musim hujan, awan nya mendung.matahari nya gak kelihatan sama Mariyah." Jawab saya sebisanya.

"Terus kenapa kalau matahari gak kelihatan, bulan yang kelihatan?"

"Allah menciptakan siang dan malam. Kalau siang ada cahaya matahari yang terang. Kalau malam gantian bulan menemani kita istirahat."

Duh, penasaran dia membuat saya bangga tapi pusing juga. 😂


#hari_1
#tantangan10hari
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip
#institutibuprofesional

Read more