Thursday, November 30, 2017

Mariyah menepati janji nya

Kemaren setelah mendapat tantangan game level 2 (melatih kemandirian), saya segera membuat kesepakatan dengan mariyah.
"Nak, ummi ada tugas kelas."
Mariyah segera mendengar dengan seksama. ia agak heran, kelas apa. Setelah dijelaskan singkat, ia pun mulai paham.
"Kamu bisa ya makan sendiri selama minimal seminggu?"
Mariyah mengangguk sembari tersenyum.
Sekarang saya yg agak heran. Kok tiba-tiba langsung iya. Haha.
Dan hari ini saya sangat bangga, mariyah sudah makan sendiri, bahkan mmembereskan piring kotornya sendiri. Ia sudah paham cara menepati ucapannya sendiri.
#day1
#gamelevel2
#kelasbunsay
#institutibuprifesional
Read more

Sunday, November 19, 2017

Galau homeschooling

Sudah beberapa bulan browsing homeschooling. Mengikuti grup praktisi HS. Membaca kisah-kisah perkembangan para anak hs dan tantangan yang dihadapi para orang tua.
Dalam hati saya mantap dengan hs. Saya ingin anak-anak terjaga dari lingkungan yang tidak layak untuk perkembangan jiwa mereka. Juga berkaca dari pengalaman hidup sebagai korban bullying, saya merasa enggan sekali menyekolahkan anak-anak. Apalagi rasa jenuh dengan sistem sekolah yang setiap hari duduk dan menjejali kepala kami dengan materi dan tugas. Saya merasa semua itu menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran.

Meskipun sudah yakin hs, saya juga masih galau. Takut innerchild saya keluar, dan temperamen saya buruk sehingga anak-anak jadi korban.
Ini dilema dan PR besar. Menghadapi diri sendiri adalah poin pertama dari hs. Karena hs adalah belajar di rumah, maka persinggungan dengan anak-anak harus extra enjoy dan extra sabar. Dan itu hal penting yang harus saya perbaiki dari sendiri.

Menjadi orang tua, mempelajari diri sendiri.
Read more

Friday, November 17, 2017

Sepakat

Kebiasaan anak-anak main air memang perlu trik khusus untuk dihadapi.salah satunya dengan komunikasi produktif.
Pas praktik komprod tadi pagi saya harus menghela nafas panjang mengatur intonasi dan kata yang mau diucap (duh, kayak mau pidato ).
"Nak mandi nya sudah 10 menit lho."
Masih tidak digubris. Tambah greget, saya tarik nafas lagi.
"Mariyah,khadijah, mandinya 3 menit lagi ya." Kataku mengingatkan.
"Iya mi." Jawab mereka serentak.
Setelah menunggu 3menit,
"Nak, sudah 3 menit lho, kran nya dimatikan ya."
"Yah, umiiiii...." kata mariyah.
"Aaaaaaaa." Khadijah ikut merengek.
"Kan tadi sepakat 3 menit sudah selesai mandi nya." Tegas ku.
Mariyah paham langsung keluar kamar mandi diiringi adik nya, tanpa perlawanan lagi. Hahaha 

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Thursday, November 16, 2017

Terimakasih

Beberapa hari setelah paman saya meninggal, orang yang paling saya andalkan untuk memahami keadaan dan perasaan saya adalah pak bojo.
Meskipun ia tak banyak bicara tapi ia segera meng-handle anak-anak saat saya kelelahan.

Lewat 7hari pemakaman, saya masih menangis sendirian. Paman sudah seperti ayah kandung saya. Dan suami pun jadi paham sekali perasaan saya. Karena budhe masih harus melewati iddah, dan tidak memiliki seorang anak kandung pun, akhirnya saya harus pamit pak bojo untuk menemani.
"Bang, maafkan saya. Dalam beberapa bulan ini akan jarang di rumah. Juga pasti akan melalaikan tanggungjawab sebagai istri." Kataku

Ia memeluk ku, "tidak apa, menginap lah 2hari sekali di sana."

Mata ku berkaca-kaca, "terimakasih."



#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Setuju

Mariyah menggoda khadijah dengan menirukan ucapannya.
Dijah marah dan berusaha memukul kakak nya. Segera ku tangkap tangannya menahan pukulan itu.
"Adik sayang kak mariyah ya."

"Kak mariyah..."pandangan ku beralih pada kakak nya.
"Kakak seneng gak kalau ngomong nya ditiru-tiru adik?" Tanyaku.

Ia menggeleng.

Ku usap kepalanya.
"Kak mariyah gak suka ditiru, jadi gak usah godain adik, tiru-tiru ucapannya seperti itu.

Mariyah mengangguk lalu minta maaf pada adik nya.

Pada usia 4-5tahun anak-anak sudah bisa memahami perasaan orang lain dengan baik. Maka sebagai orang tua kita perlu belajar komunikasi produktif lebih baik lagi.


#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Wednesday, November 15, 2017

Minta Maaf

"Pyar " tiba-tiba sebuah gelas jatuh dari tangan mariyah. Aku menghela nafas menahan marah dan melanjutkan makan untuk menghilangkan lapar seharian.
Rasa lelah berhari-hari, sering tak sempat makan, membuat saya banyak uring-uringan.
Mariyah agak takut, beberapa kali ia minta maaf dengan sedih. Aku pun tak segera menjawab, takut lapar menyebabkan emosi meledak.
"Gak papa, kamu hati-hati nanti kalau terluka." Jawabku sambil tetap menikmati makan sore.

Tiba-tiba khadijah berlari melintasi pecahan beling dan membuat kaki kecilnya terluka. Ia menangis, dan ayah menggendong nya menenangkan.
Segera ku cari obat untuk meredakan sakit dan menghentikan darah yang mengalir. 
Sekilas mariyah tampak semakin takut. Ia sesenggukan melihat adiknya kesakitan.

Setelah darah berhenti, aku harus segera membersihkan pecahan gelas itu. Sedang mariyah masih diam-diam menangis.

Ku usap kepalanya, "gakpapa, yang penting kak mariyah hati-hati biar gelasnya tidak pecah dan membuat kakak dan adik terluka."
"Iya Mi." Jawabnya.

Bagi kami (orang tua) melihat anak sudah tau kesalahannya dan mau minta maaf itu sudah cukup. Dan kami pun harus menerima setiap perasaan si kecil agar ia mengerti betapa kami peduli pada nya.


#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Monday, November 13, 2017

Doa si kecil II

Khadijah agak rewel pagi tadi. Ia terus menggaruk lutut kanannya. Sebenarnya tak tampak ada bentol tapi ia mengaku gatal dan bilang itu sakit. Beberapa kali ku usap dengan minyak kayu putih, tapi tetap saja ia menangis.

"Berdoa minta sembuh sama Allah ya dik." Kataku. Lalu ku bimbing ia berdoa,
"Ya Allah semoga kakiku sembuh. Aamiin."

"Ya Allah, kiku embuh, aamiin." Ia menirukan sambil mengusapkan tangannya ke wajah.
Khadijah pun kembali bermain, sembari mengucapkan doa itu berulang-ulang.

Duh, lucu nya anak-anak kecil yang tanpa dosa itu. Ia berdoa sepenuh hati tanpa ragu dalam hati. Sedang kita yg (mengaku) dewasa kerap ragu apa iya doa bisa menyembuhkan, apa benar semua dikabulkan. Dan kita pun kerapkali malas mendengar doa sebagai solusi. 😭






#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Sunday, November 12, 2017

Doa si kecil

Mariyah tiba-tiba merintih kesakitan. Ternyata gusinya  nyeri. Sesekali ku beri minyak kayu putih di leher dan dagu nya. Tapi ia masih merintih dan menangis.

"Nak, masih sangat sakit ya?"

Ia tak menjawab dan hanya menangis.

"Nak, berdoa sama Allah ya. Allah kan yg ngasih sembuh." Kata ku lagi.

"Ya Allah, sembuh ya Allah." Pinta nya dalam doa.

Aku memijit leher dan pundak nya. Lambat laun ia lelah tertidur.


#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Wednesday, November 8, 2017

Teman Istimewa

Ini Zulkifli , atau biasa dipanggil Zul. Dia anak istimewa yang kadang main ke rumah.
Awalnya mariyah takut melihat perbedaan fisik nya, sehingga lari ketakutan kalau ia datang. Sempat mariyah bertanya,
"Ummi, zul kok ngomong nya au, au? (ngomong nya zul kurang jelas)" tanya mariyah.
"Tangannya kok beda?" Lanjut nya lagi.
Saya tersenyum mendengar pertanyaan mariyah dan juga cukup bingung menjelaskan.
"Nak, Zul itu anak istimewa jadi dia punya perbedaan fisik dengan kamu sayang. Tapi zul anak yang baik dan cerdas. Mariyah mau kan temenan sama zul kan?"
Mariyah tak segera menjawab. Mungkin ia bingung dengan jawaban ibu nya.
"Mau jadi teman zul kan?" Tanya saya lagi.
"Iya mi." Jawabnya sambil tersenyum membuat saya lega.
Saya bersyukur melihat mariyah menerima perbedaan zul dan bermain bersama.
Anak-anak memiliki jiwa  bersih dan indah yang kadang ternoda oleh sifat dan sikap orang (yang merasa) dewasa.


#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more

Monday, November 6, 2017

Belajar berkata lembut

Kemarahan mariyah meledak. Ia membentak adiknya beberapa kali. Segera ku lerai agar tak ada aksi fisik.

Setelah marah saya dan mariyah reda, saya hampiri ia.
"Gusti Allah itu suka dg anak yang bicaranya lembut lho. Nabi muhammad dan Orang-orang juga suka dengan anak yang baik dan lembut." Kata saya bercerita.

"Kanjeng Nabi kalau ngomong lembut mi?" Tanya dia.

"Iya jelas, makanya semua orang suka kanjeng Nabi. Mariyah mau kayak kanjeng Nabi?"

"Iya mi." Sambil tersenyum dan bola mata nya berbinar.

Saya mungkin belum bisa menjadi teladan yang baik. Tapi Nabi Muhammad selalu dan pasti akan bisa menjadi teladan dan inspirasi anak di masa depan.



#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Mendidik anak, mendidik diri

Hanya beberapa kali saya melarang mariyah makan permen. Dengan mudahnya ia mematuhi apa yg saya katakan. Ia hati-hati sekali kalau melihat permen, bertanya dulu apa saya mengizinkan atau tidak.
Berbeda saat saya melarang ia makan coklat. Puluhan kali saya memberi argumen, puluhan kali saya katakan kekhawatiran saya dg kesehatan gigi nya. Tapi tetap saja ia makan coklat dg lahap nya.
Setelah merenung cukup lama, saya sadar sebelum mengajarinya, saya harus belajar. Sebelum melarangnya, saya harus menjauhkan diri dari yg saya larang.
Dan itu lah yg terjadi antara coklat dan permen.
Semenjak saya melarang permen, saya bertekad diri untuk tidak memakan nya. Berbeda dengan coklat. Puluhan kali saya melarang nya, puluhan kali saya memakannya (padahal saya selalu makan saat anak-anak tidur atau pergi agar mereka tidak tau).
Sama hal nya dg permen dan coklat. Keteladanan orang tua dalam hidup anak itu lebih mengena, daripada ucapan kosong belaka. Apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati.
Kita perintah anak sholat, tapi sholat kita sendiri bolong. Mana pantas perintah kita dipatuhi?
Kita larang mereka bohong tapi ratusan kali orang tua bicara bohong. Mana bisa ucapan kita diikuti?
Kita mau nya anak-anak belajar yg rajin biar pintar, sedangkan kita sendiri enggan belajar, enggan mengaji.
Dan masih banyak hal yang kita harapkan dari anak tapi kita lupa bebenah diri.
Kita sebagai orang tua sering tidak sadar bahwa kita bukan hanya tempat anak-anak lahir ke dunia, tapi juga guru dan teladan jiwa mereka.
Maka, mendidik anak harus dimulai dengan mendidik diri sendiri.


Mari belajar lagi, memperbaiki diri.
Aisyah al Hinduwan
Read more

Saturday, November 4, 2017

Sabar sayang

Tadi sore khadijah berebut kipas dg pemiliknya yang usianya sekitar 1th. Meskipun pada akhirnya ia mengalah, tetap saja ia berjalan menghampiri saya dengan menangis sesenggukan.

"Kenapa sayang?"

"Ipas mi (kipas mi)" menunjuk-nunjuk ke arah anak itu.

"Kipas? Punya anak kecil itu?"

"He'e"

"Anaknya ummi pinter, kipasnya dikembalikan ke adik kecil." Puji ku pada khadijah.

Ia mengangguk mengiyakan. Ku peluk lagi agar semakin tenang. 
Anakku belajar kecewa, agar ia tau bahwa semua yg diinginkan nya tak mesti didapatkan.



#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Read more

Thursday, November 2, 2017

Kelas Baru "Bunda Sayang"

Tepat 23 oktober 2017 lalu saya berkesempatan masuk kelas bunda sayang batch3 untuk area Jawa Tengah. Karena kuota terbatas, saya bersyukur sekali bisa masuk ke dalam nya dg teman-teman seangkatan jepara dari matrik sjs batch 4.


 alhamdulillah awal november ini kelas sudah aktif lho. Ada materi selama 12 bulan juga 12 games seru (tantangan 10 hari).
Materi nya menarik banget kan??

Gak seperti kelas matrikulasi, games bunsay butuh praktik dan laporan selama minimal 10 hari. Tapi semoga saya bisa nulis 15 hari setiap level tanpa rapel. Lumayan buat ngisi blog biar cantik 😁

Dengan ditemani 2 fasilitator dan 90 ibu hebat, awal november ini kami memulai materi dan game level 1 "komunikasi produktif. "


Ini baru hari pertama, semoga bisa istiqomah hingga 364 hari mendatang.  Menjadi ibu dan istri yang baik. Semangat memperbaiki diri.


Read more

Sepatah Kata Penuh Cinta

Foto ini diambil saat khadijah nangis. Penyebab nya biasa, ia jatuh karena iseng sekali bersandar di dinding sambil goyang-goyang kepala. 🤕
Setelah dipeluk,tangisnya reda. Kemudian saya tanya:
 "Dik sakit ya?" Sambil tersenyum saya membatin (praktik komunikasi produktif dimulai nih, aku harus mengatakan apa yang aku inginkan dengan simple)

"He'e" jawabnya sambil sesenggukan.
"Itu, dug" katanya sambil menirukan suara ia jatuh. Karena baru 2th kosa kata nya masih sedikit, dan kadang bicaranya lebih menunjuk-nunjuk.

"Iya? Jatuh situ?" Tanya ku dg antusias seolah tak tau.
"Hati-hati ya berdiri nya." Ku usap kepalanya yg sakit. Ia pun mengangguk tanda paham dan kembali bermain lagi.

Anak-anak mudah sekali tersenyum dan melupakan rasa sakit. Berbeda dg orang (yang katanya) dewasa, sulit tersenyum, sulit lupa rasa sakit.




#hari1 
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Read more