Tuesday, June 26, 2018

Catatan Untuk 14 Syawal

Tak terasa 6 tahun sudah kami menikah. Mestinya masih 14 Syawal besok, tapi mumpung saya lagi mood nulis. Semoga besok masih mood buat catatan lagi.

Bermula tak kenal, tak saling melihat satu sama lain, kami menempuh pernikahan. Rasanya baru kemarin,ternyata sudah beberapa tahun berlalu. Masih terasa aneh kalau ingat saat itu. Saya pikir beliau tak kan mau menikah dengan perempuan yang tak mau bertemu untuk ta'aruf. Tapi nyatanya malah mengirim keluarga nya untuk melamar ke rumah. Saya terharu dalam diam karena ia tak mementingkan fisik. Sikapnya yang tenang tak ingin berkomunikasi ataupun pacaran sebelum kami menikah membuat hati saya terkesima. Dan akhirnya hari pernikahan pun tiba dengan khidmat nya.

Apa yang lebih mengharukan daripada menunggu dengan doa?!


Di tahun-tahun yang lalu, kadang saya iseng mengingatkan ulang tahun pernikahan pada mas garwo. Sambil berkhayal seperti sinetron-sinetron dapat hadiah dan sebagainya, tapi namanya juga mengkhayal. Haha.
Dulu pernah kesal juga karena ia tak begitu peduli momen itu, sehingga dalam hati sering mencibir 'gak romantis'. Tapi lambat-laun saya sadar bahwa itu bukan standar keromantisan versi mas garwo.

Setelah bersama sekian tahun dengan beliau, saya melihat letupan kecil dan sering dari perasaannya.
Beliau tak perlu mencari momen tertentu untuk romantis. Kadang menggenggam tangan saat kami duduk berdua, mencium kepala saat hendak pergi atau memijat punggung saat saya kelelahan. Semua itu benar-benar membuat hati berdebar sepanjang waktu.
Hadiah terbesar dari pernikahan ini adalah hati nya mencintai saya.

Bersambung...
Load disqus comments

0 komentar